Skip to main content
Hemm...

Kala kita meringankan beban seseorang, maka Allah akan meringankan beban kita. Keyakinan terpatri sekian lama. Tapi setiap ada bukti tentang itu dialami, maka setiap itu aku terkejut dan terpana. Begitu kontan. Duhai...Penguasa Alam..

Maka nikmat Tuhanmu manalagikah yang kamu dustakan?

Siang itu saat aku berpamitan, gadis itu menahan tanganku. Mukanya dipasang memelas. Enggan. Aku lalu membatalkan niat untuk ke lab secepatnya. Meski kilasan kekhawatiran membayangkan pertemuan dengan pembimbing, sering menghentak.

Akhirnya di padang rumput, duduk berdua, berbicara. Tentang keresahan, kebimbangan, kesepian, ... Sampai aku merasa dia cukup lega.

Sore hari, pembicaraan yang membuat saraf ini menegang pun terjadi. Meski awalnya begitu kaku, lumayan mengalir. Rasa yang terpendam sekian lama keluar, tentang hubungan yang mestinya terjalin antara pembimbing dan mahasiswanya.

Betapa menyenangkannya mendengarkan dan didengarkan, mengikis prasangka yang bisa mengikis habis nurani bila dibiarkan.

Ah, ya Allah...alhamdulillah...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R