Hari ini aku berhasil mengikuti lelaki ini menyelesaikan bacaan surat bernomor 18. Surat yang dianjurkan untuk dibaca setiap Jumat. Dulu, aku pernah merutinkannya, lalu kemudian kebiasaan itu hilang. Lalu muncul lagi, tapi sulit untuk selesai dalam satu kali duduk pada satu jumat.
Sementara lelaki itu begitu menyukai surat ini. Ia sering melupakan hari, tapi tidak hari itu. Usai shubuh pada Jumat, dia selalu melafalkannya. Kadang sambil memegang mushaf, kadang tidak. Surat ini termasuk surat-sedikit panjang yang dihapalnya dengan cukup lancar.
Jujur saja, pagi ini tiga halaman terakhir aku nyaris ingin berhenti karena capek dan mual yang hebat. Tapi akhirnya kuseret terus hingga ayat terakhir. Alhamdulillah... Bila tak dipaksa sekarang, kali berikutnya pasti akan lebih berat.
Sayang, di rumah tak ada tafsir tentang surat ini.
Kutipan dari terjemahan AQ, pokok-pokok isinya adalah:
1. Keimanan:
Kekuasaan Allah swt untuk memberi daya tahan hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah s.w.t. tidak berobah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) amat luas sekali, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak mampu buat menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Quran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2. Hukum-Hukum:
Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; kebolehan merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3. Kisah-Kisah:
Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa a.s. dengan Khidhr a.s.; cerita Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
4. Dan lain-lain:
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah swt serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
Sementara lelaki itu begitu menyukai surat ini. Ia sering melupakan hari, tapi tidak hari itu. Usai shubuh pada Jumat, dia selalu melafalkannya. Kadang sambil memegang mushaf, kadang tidak. Surat ini termasuk surat-sedikit panjang yang dihapalnya dengan cukup lancar.
Jujur saja, pagi ini tiga halaman terakhir aku nyaris ingin berhenti karena capek dan mual yang hebat. Tapi akhirnya kuseret terus hingga ayat terakhir. Alhamdulillah... Bila tak dipaksa sekarang, kali berikutnya pasti akan lebih berat.
Sayang, di rumah tak ada tafsir tentang surat ini.
Kutipan dari terjemahan AQ, pokok-pokok isinya adalah:
1. Keimanan:
Kekuasaan Allah swt untuk memberi daya tahan hidup pada manusia di luar hukum kebiasaan: dasar-dasar tauhid serta keadilan Allah s.w.t. tidak berobah untuk selama-lamanya; kalimat-kalimat Allah (ilmu-Nya) amat luas sekali, meliputi segala sesuatu, sehingga manusia tidak mampu buat menulisnya. Kepastian datangnya hari berbangkit; Al Quran adalah kitab suci yang isinya bersih dari kekacauan dan kepalsuan.
2. Hukum-Hukum:
Dasar hukum wakalah (berwakil); larangan membangun tempat ibadah di atas kubur; hukum membaca "Insya Allah", perbuatan salah yang dilakukan karena lupa adalah dimaafkan; kebolehan merusak suatu barang untuk menghindarkan bahaya yang lebih besar.
3. Kisah-Kisah:
Cerita Ashhabul Kahfi; cerita dua orang laki-laki yang seorang kafir dan yang lainnya mukmin; cerita Nabi Musa a.s. dengan Khidhr a.s.; cerita Dzulkarnain dengan Ya'juj dan Ma'juj.
4. Dan lain-lain:
Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita dalam surat ini antara lain tentang kekuatan iman kepada Allah swt serta ibadah yang ikhlas kepadaNya; kesungguhan seseorang dalam mencari guru (ilmu) adab sopan-santun antara murid dengan guru; dan beberapa contoh tentang cara memimpin dan memerintah rakyat, serta perjuangan untuk mencapai kebahagiaan rakyat dan negara.
Comments