Ketika seseorang membuat sebuah proposal pernikahan, ataupun hanya sekedar mereka (e-nya ebi) sebuah puzzle tentang model rumah tangga yang diidamkan atau sosok pasangan yang diharapkan, apakah yang kemudian terbayang di benaknya?
Mungkin ada yang begitu detil dan jelas, atau super abstrak dan tak terdefinisi. Atau sederhana saja: asal menikah. Atau ada yang membuat beberapa hal pokok, kemudian membuat bagian sisa dibiarkan mengalir.
Nyatanya pasangan dan hubungan dengan pasangan, atau model rumah tangga itu sendiri adalah sesuatu yang sangat unik, yang berbeda dengan tipe hubungan-hubungan lain semisal teman, sahabat, kawan diskusi, kawan main, kawan seperjuangan, atau teman bekerja, dsb. Unik karena kita dan dia akan bersisian di sepanjang jalan kehidupan pasca ikrar. Bergesekan sepanjang waktu, tanpa kita pernah mampu mempertahankan topeng-topeng yang mungkin terpasang saat kita berinteraksi pada titik-titik waktu dengan orang-orang sekitar.
"Saya ingin berlabuh," ujar si A, yang membayangkan seorang istri tempatnya menemukan ketenangan.
"Saya ingin partner diskusi", kata si B, yang bisa mengimbangi minatnya pada sesuatu, mendorong saya mencapai mimpi-mimpi.
"Saya ingin pelindung, untuk melakukan banyak hal yang tak bisa saya lakukan sekarang", C menerawang. Membayangkan ia dan seseorang mendaki gunung, bertualang di alam yang masih asing.
Lalu apakah rumah tangga itu akan seperti pesanggrahan, perusahaan, atau LSM? Atau mungkin sekolah? Atau klub pecinta alam, kelompok hobby?
Uhm...
Mungkin ada yang begitu detil dan jelas, atau super abstrak dan tak terdefinisi. Atau sederhana saja: asal menikah. Atau ada yang membuat beberapa hal pokok, kemudian membuat bagian sisa dibiarkan mengalir.
Nyatanya pasangan dan hubungan dengan pasangan, atau model rumah tangga itu sendiri adalah sesuatu yang sangat unik, yang berbeda dengan tipe hubungan-hubungan lain semisal teman, sahabat, kawan diskusi, kawan main, kawan seperjuangan, atau teman bekerja, dsb. Unik karena kita dan dia akan bersisian di sepanjang jalan kehidupan pasca ikrar. Bergesekan sepanjang waktu, tanpa kita pernah mampu mempertahankan topeng-topeng yang mungkin terpasang saat kita berinteraksi pada titik-titik waktu dengan orang-orang sekitar.
"Saya ingin berlabuh," ujar si A, yang membayangkan seorang istri tempatnya menemukan ketenangan.
"Saya ingin partner diskusi", kata si B, yang bisa mengimbangi minatnya pada sesuatu, mendorong saya mencapai mimpi-mimpi.
"Saya ingin pelindung, untuk melakukan banyak hal yang tak bisa saya lakukan sekarang", C menerawang. Membayangkan ia dan seseorang mendaki gunung, bertualang di alam yang masih asing.
Lalu apakah rumah tangga itu akan seperti pesanggrahan, perusahaan, atau LSM? Atau mungkin sekolah? Atau klub pecinta alam, kelompok hobby?
Uhm...
Comments