Skip to main content

Sharing buku [5 Memahami mereka]

Naa...masuk ke Bab II. Ngosh-ngosh...totalnya 8 Bab, teori dan contoh kasus setengah-setengah. Tapi kayaknya yang teorinya saja yang diterjemahin disini. Contoh kasus diobrolin aja atau diskusi saat momennya pas (banyak kasus anak SD soalnya, hehe...masih lama...)

bismillah...

***
Bab II Prinsip-prinsip Dasar Tarbiyah berdasarkan Al Quran dan As Sunnah

MEMAHAMI ANAK KITA

Untuk mengetahui bagaimana memotivasi anak dengan cara yang tepat guna dan kooperatif, kita harus memiliki beberapa pemahaman terkait mekanisme psikologis yang terlibat.

Segala aksi menusia digerakkan oleh tujuan-disadari atau tidak oleh ybs-, terjadi pada orang dewasa maupun anak-anak. Sebagai orang tua, memahami tujuan tersembunyi akan membantu anak-anak mengubah sikap mereka dengan mengubah motivasi. Seorang anak umumnya memiliki motivasi utama yang mengendalikan sikap mereka yaitu the need to belong and the need to gain attention.

Ia akan merasa aman bila merasa mendapatkan tempat dalam kelompok, baik itu keluarga maupun lingkungan sekolah. Ia akan mengulang aksi yang mengundang perhatian dan meninggalkan aksi yang membuatnya tertinggal.

Salah satu yang membuat mereka merasa menjadi bagian dari lingkungan adalah dengan membiarkan mereka ikut terlibat dalam aktivitas bersama kawan-kawan (bermain atau OR misalnya). Apalagi bila anak bisa bermain dengan baik, ia akan merasa lebih nyaman. Cara lain adalah dengan memberinya kesempatan menonton pertandingan olah raga atau pentas/pameran tertentu agar ia memiliki sesuatu untuk diobrolkan dengan teman-temannya.

Sebagai tambahan, mereka juga senang diperhatikan, apakah itu karena aksi negatif atau pun positif. Jika mereka bermain baik tapi diabaikan, bisa jadi mereka akan mencari perhatian dengan berkelahi agar diperhatikan.

Anak-anak adalah pengamat yang sangat jeli, tapi mereka seringkali membuat kesalahan dalam menginterpretasikan apa yang mereka lihat. Misalnya saat melihat perhatian yang terpusat pada adik baru, menghadapi kesulitan (cacat, dll), dll.

Faktor kunci yang dapat mempengaruhi kepribadian anak antara lain: suasana dalam keluarga, posisi di keluarga dan metode training.

Suasana dalam Keluarga
**punggungnya mulai kruwil kruwil**
bersambung dulu...

Comments

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar