Skip to main content

Sharing buku [4 Tipe dan Prinsip]

Lagi, masih tentang buku...**ngejar setoran** ^_^

***
Tipe/gaya mendidik itu mestinya masuk ke bagian 4. Bukan bagian dari "Jangan..." tapi berhubung nulisnya dah duluan, ya sud...

Beberapa saran untuk membuat perubahan menuju kondisi ideal:
1. jujur pada diri sendiri
Coba lihat komentar-komentar yang mencerminkan gaya kita, lalu pilih komentar yang mirip dengan komentar yang biasa/cenderung keluar dari mulut kita
2. membesarkan hati diri sendiri
3. membesarkan hati anak-anak
kelemahan (sikap yang kurang tepat pada anak) yang pernah kita buat bisa kita perbaiki untuk lebih menyampaikan 'pesan' dengan tepat
4. berbicara dengan yang lebih tahu di komunitas yang ada
5. buatlah keputusan
6. gunakan buku ini untuk memodifikasi dan memperbaiki gaya mendidik kita


Beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan (disini ditulis 3 dari 7 saja)
1. Orang tua sebaiknya selalu memperlihatkan dengan jelas bahwa sumber yang dikatakan ortu dan apa yang mereka minta sebagai latihan adalah berasal dari Allah dan rasulNya. Ini membuat mereka merasakan interaksi mereka tak hanya dengan orang tua tapi juga dengan sesuatu yang lebih besar dari itu.

2. Membesarkan anak adalah peran yang paling luhur. Orang tua sebaiknya sangat menyadari kebenaran ini. Mempersiapkan generasi baru untuk tugas kemanusiaan seutuhnya di bumi ini. Bayi yang ada di pangkuan mereka adalah orang yang akan mengambil tanggung jawab dan membuat keputusan amat serius yang akan mempengaruhi SELURUH MUSLIM bahkan SELURUH KEMANUSIAAN.

3. Orang tua sebaiknya menyadari bahwa mereka tak hanya memberitahu anak-anaknya tentang BAIK-BURUK/SALAH-BENAR tapi juga menyediakan mereka alat untuk menilai kriteria tentang itu dalam segala kondisi. Ini artinya, meski orang tua tak bersama anak-anaknya, mereka akan tetap mampun memilah dan memilih serta memutuskan dengan bijak.

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R