Skip to main content

Ultah Pertama ARa

Si ganteng satu tahun hari ini. Alhamdulillah...

Baru saja ia sembuh dari cacar air. Sepertinya penyakit itu oleh-oleh camp anak 22-23 Agustus 08 lalu di Yokohama. Ada Ahmad (2th), Naila (1.5th) dan Aisyah (5th) yang kena juga.

Ganteng bunda ini baru satu bulan ini bisa merangkak. Mulai menjelajah rumah dan kadang coba-coba masuk ke dapur. Ia juga senang berdiri sambil berpegangan ke tempat tidur atau ke kaki baba atau bunda. Kalau diajak jalan sambil dituntun, senangnya bukan main.

ARa juga suka ribut berceloteh. Seringnya sih membeo. Misalnya Ba! Kalau diajak main cilukba. Diminta mengabsen penghuni rumah juga bisa. Bababa, mamama, dan tatata. (Sst...dd ARa manggil bunda mama, terutama kalau ia minta mimik ASI).

Bunda suka iseng mengamati kedua anaknya main. Pake acara rebutan- dan dd bisa mengomel atau bodoran kakaknya sehingga si dd tertawa ceria melihatnya. Mereka terlihat asik sekali.

Kadang kalau mereka rebutan mainan yang limited edition bunda agak pusing juga. Soalnya dd ARa engga gampang dialihkan ke mainan yang lain. Sejak bayi kecil agak keukeuh kalau pengen sesuatu. Untungnya bunda punya senjata andalan yang tak pernah ditolak dd. Hehe...

Alhamdulillah, selama setahun ini ARa full ASI. Efek sampingnya dia jadi engga kenal botol susu. Minum pakai sedotan juga masih gaptek. (dulu bubu udah pinter minum pake sedotan sejak delapan bulan-an kalau ga salah). Ramadhan ini dengan setahunnya dia mulai dikenalkan susu sapi untuk antisipasi ASI yang berkurang di siang hari. Tapi dia icip-icip saja seperti kurang berminat. Malah bubu yang begitu "histeris" menemukan lagi botol susunya. Dia yang sudah biasa minum susu pakai gelas, mendadak minum pakai botol lagi. Bukan hanya susu, yougurt cair dan jus pun ia minum memakai botol susu. Hem..refreshing sekali-kali ga papa. Tapi besok-besok botol susunya masuk kotak lagi ya bubu... Sayang gigimu, Nak...

Ohya hadiah buat ARa belum ada. Masih berupa voucher saja dari baba dan bunda. Belum kepikiran dd lagi perlu apa..hehe...

Barakallah Abdurrahman Azka. Semoga Allah selalu menyayangi mu, menunjuki jalan yang terang, menjadi anak yang bahagia lahir batin, bahagia dunia akhirat.
Terima kasih untuk setahun yang menakjubkan...

Comments

Anonymous said…
assalamualaikum,
wah ternyata Ara cuma beda sehari dgn anaknya bunda. Skrg Ara dah bisa jalan sendiri belum ya? Trus ngomong2 knp kakak Nabila nya dipanggil Bubu ya? Maklum belum baca tulisan lainnya. Salam sayang dari seberang lautan. Klo ke pulkam ke Indonesia kasih kabar gitu, biar bisa temu darat. Gak bakalan nitip apa2 koq dr Jepun.. he3x. Salam, silvia

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar