Setelah ada penghuni baru di rahimnya, bertambah-tambahlah kekaguman perempuan itu pada para bunda...
Mau tidak mau, ada perubahan di rumah itu. Meski awalnya ada beberapa keanehan, seperti perut yang seringkali sakit, linu di dalam, dsb., episode mual-mual yang cukup hebat di waktu pagi dan malam hari kini dirasai perempuan itu. Jujur saja, ia lebih bisa ridha menerima rasa itu daripada sakit aneh seribu tanda tanya. Minimal ia tahu, ini khas, normal, dan wajar dialami sekian perempuan dari sekian calon ibu di dunia.
Meski kemudian, alhamdulillah, setelah bertanya kesana kemari, ternyata sakit di awal itu pun masih terbilang normal. Asal tidak pendarahan, katanya.
Bukan hanya sakit yang dirasakan, tapi diam-diam, ada rasa bersalah yang kerap menyelusupi hatinya. Saat menyaksikan lelaki itu berkutat dengan aneka bumbu dan bahan. Ia lah yang beberapa hari ini mengambil tugas sepenuhnya dalam hal memasak dan mencuci piring, tugas yang biasanya dikerjakan berdua.
Tapi bagaimana lagi, berdiri terlalu lama masih membuatnya kepayahan. Banyak hal harus dikerjakannya sambil duduk hingga bangku kayu itu begitu akrab dengannya.
Pernah, ia tak kebagian tempat duduk di kereta, saat berusaha untuk tetap datang ke salah satu taman syurga di Tokyo ini. Berdiri sekitar 20 menit disambung ganti kereta membuatnya nyaris ambruk. Hingga seorang wanita Jepang yang ada di sampingnya, yang tak ia kenal namanya, kemudian mengusap-ngusap punggungnya. Menyalurkan hangat dan aman. Terima kasih ibu...
Bertanya-tanya ia dalam hati, bagaimana para bunda melewati semua hari? Bagaimana mereka tegar menjalani setiap peran? Padahal saat mereka hamil mereka tak berhenti dari tugasnya sebagai seorang hamba, seorang istri, seorang ibu dari anak yang lain, seorang daiyah, seorang ....
Ya, Rahman...rahmati para bunda, Sanggupkan mereka untuk senantiasa ikhlas, mengalirkan cinta ke setiap sendi dunia
Ya, Ghafar, ampuni kami yang masih belum sanggup menjalankan sepenuhnya setiap amanah darimu
Ya, Rabbi...berikan karunia berlimpah bagi para bapak, para suami, agar mereka senantiasa tegar
aamiin...
::mama, ibu, papap, bapak, kaka...maafkan saya...
semoga Allah selalu menyayangi dan merahmati kalian semua...
Mau tidak mau, ada perubahan di rumah itu. Meski awalnya ada beberapa keanehan, seperti perut yang seringkali sakit, linu di dalam, dsb., episode mual-mual yang cukup hebat di waktu pagi dan malam hari kini dirasai perempuan itu. Jujur saja, ia lebih bisa ridha menerima rasa itu daripada sakit aneh seribu tanda tanya. Minimal ia tahu, ini khas, normal, dan wajar dialami sekian perempuan dari sekian calon ibu di dunia.
Meski kemudian, alhamdulillah, setelah bertanya kesana kemari, ternyata sakit di awal itu pun masih terbilang normal. Asal tidak pendarahan, katanya.
Bukan hanya sakit yang dirasakan, tapi diam-diam, ada rasa bersalah yang kerap menyelusupi hatinya. Saat menyaksikan lelaki itu berkutat dengan aneka bumbu dan bahan. Ia lah yang beberapa hari ini mengambil tugas sepenuhnya dalam hal memasak dan mencuci piring, tugas yang biasanya dikerjakan berdua.
Tapi bagaimana lagi, berdiri terlalu lama masih membuatnya kepayahan. Banyak hal harus dikerjakannya sambil duduk hingga bangku kayu itu begitu akrab dengannya.
Pernah, ia tak kebagian tempat duduk di kereta, saat berusaha untuk tetap datang ke salah satu taman syurga di Tokyo ini. Berdiri sekitar 20 menit disambung ganti kereta membuatnya nyaris ambruk. Hingga seorang wanita Jepang yang ada di sampingnya, yang tak ia kenal namanya, kemudian mengusap-ngusap punggungnya. Menyalurkan hangat dan aman. Terima kasih ibu...
Bertanya-tanya ia dalam hati, bagaimana para bunda melewati semua hari? Bagaimana mereka tegar menjalani setiap peran? Padahal saat mereka hamil mereka tak berhenti dari tugasnya sebagai seorang hamba, seorang istri, seorang ibu dari anak yang lain, seorang daiyah, seorang ....
Ya, Rahman...rahmati para bunda, Sanggupkan mereka untuk senantiasa ikhlas, mengalirkan cinta ke setiap sendi dunia
Ya, Ghafar, ampuni kami yang masih belum sanggup menjalankan sepenuhnya setiap amanah darimu
Ya, Rabbi...berikan karunia berlimpah bagi para bapak, para suami, agar mereka senantiasa tegar
aamiin...
::mama, ibu, papap, bapak, kaka...maafkan saya...
semoga Allah selalu menyayangi dan merahmati kalian semua...
Comments
* waah ... keluarga besar PPI Tokodai lagi musim nambah bayi keliatannya ^_^ *
smoga mbak Riska dikasi kekuatan dan kesehatan olehNya dan mudah-mudahan bisa lahir dengan selamat ya mbak..