Skip to main content

5.2 (bulan)


Baru sepekan bubu meninggalkan angka kelima bulannya, ada lagi kemampuan baru yang dikuasainya.

Berbeda dari bulan sebelumnya, saat kemampuan baru lebih dinilai sebagai peningkatan kualitatif (deuh, bahasanya...), bulan ini adalah seperti dua bulan sebelumnya yaitu pencapaian kemampuan yang beragam (kuantitatif). Duh si bunda teh kenapa ya, bahasanya pabaliut sekali?

Intinya, dua bulan lalu, macem-macem, bulan kemaren ga banyak macam tapi makin pinter, bulan ini agak macem-macem lagi. Waduh...masih ga jelas gini. Sudahlah, kapan-kapan diedit sajalah, bun.

Haik, begini maksudnya.

Dalam sepekan ini bubu terlihat makin membuat bunda dan baba semakin cinta dan sayang. Duh duh setiap hari jatuh cinta, dan tiap jatuh makin dalam dan dalam. Ini pengecualian larangan jatuh di lubang yang sama. Karena jatuh yang ini memang sangat enak dan susah dikendalikan.

Lihat saja gaya bubu tidur yang terkadang tidak seperti bayi. Bayi umumnya tidur bergaya takbir alias kedua tangan ke atas. Tapi akhir-akhir ini tangan ala paduan suara (telapak tangan terkatup di depan).

Kalau digendong saat dipangku lain lagi. Yang ini agak susah didefinisikannya. Tapi lucu sekaliii...

Kedua, dia sudah mulai mencari mainannya yang hilang. Kala teethernya alias si mainan gigit itu jatuh dari pegangannya, ia meraba-raba sekitarnya untuk menemukan mainan tersebut. Masih sering gagal, sih. Tapi sebagai pengganti, kain pelapis tidur dijilat-jilat dengan sukses.

Ketiga, tisu dan kertas, serta barang-barang lain di sekitar tempatnya berbaring akan mulai digapai-gapainya. Bila dulu yang menggapai-gapai adalah lidahnya yang imut kini ia bisa menggapai-gapai dengan memiringkan badannya.

Bunda tak heran bila kemudian wajahnya sudah dihiasi robekan tissue yang berhasil ditarik dan dirobek-robek. Atau kali lain saat ia dibaringkan di samping-depan bunda/baba yang sholat, kain gorden bisa menjadi sasaran tarikannya. Owh bubu... (apakah ini pertanda gorden di rumah harus lebih sering dicuci?

Keempat, kakinya memang sudah cukup kuat. Bisa menancap kuat saat diberdirikan. Sejak lama aktif menendang-nendang. Kini selain menendang-nendang, dia juga bisa mengarahkan plastik yang ditejeh-tejeh (ini bahasa sunda yang entah apa padanannya dalam bahasa Indonesia), hingga kemudian berpindah ke tangan, dan tentu saja, menjilatinya dengan sukses. (pandai sekali, nak. dan bunda yakin ini pertanda radios pengosongan wilayah sekitar pembaringan bubu harus diperluas lagi)

Kelima, saat demam dan rewel, bunda mengamati bubu semakin ganas menggigiti teethernya. Olala, bunda curiga ada sesuatu. Searching kilat, feeling bunda bertambah kuat. Air liur yang banyak, gatal-gatal sakit, sedikit demam. Lalu bunda intip....eng ing eng...ternyata ada si putih imuuuuuuuuuuut yang tersenyum di gusi bubu.

Alhamdulillah

Tapiii...ko di pinggir? Geraham? Bunda ragu lagi. Teorinya kan mulai dari tengah. Tak apa, kata bunda izza alias dr ani di ookayama. Ada yang namanya anomali erupsi gigi, tulisnya lagi di e-mail. Bundanya azka juga bilang, insya Allah kayaknya bener tumbuh gigi. Gusinya agak membesar di bagian itu. Iya sih, bubu juga paling semangat memang memasukan mainannya ke daerah gusi kiri itu.

Wah bubu, sabar ya nak.
Sedikit beresakit-sakit dahulu sebelum giginya tumbuh. Insya Allah awal yang baik untuk bisa menikmati makanan seperti bunda dan baba. (dah selalu ngelirik-lirik pengen ikut ngunyah, kan cinta?)

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R