Skip to main content

Momo yube

Semalam sekolah bubu mengadakan natsu matsuri (perayaan musim panas?). Selain untuk seluruh murid dan orang tua, perayaan ini juga dibuka untuk umum. Di sana diadakan aneka permainan dan juga dijual aneka makanan dan minuman. Ada ruangan kelas yang ditata seperti cafe dengan meja dan kursi anak. Onigiri, ocha, jus, yaki soba, dll. adalah makanan-makanan yang mereka sediakan di cafe dadakan itu. Memang halaman sekolahnya tak begitu luas sehingga selain di halaman, hampir setiap ruanganpun digunakan untuk acara.

Permainan apa saja yang ada disana? Ada yoyo, wanegi, sakanatsuri, dll. Yoyo ini mirip dengan yoyo di Indonesia. Tapi alatnya menggunakan balon kecil warna-warni yang diisi sedikit air, dengan tali dari karet gelang. Sehingga bila diayun akan memantul elastis. Wanegi adalah sejenis permainan lempar gelang. Targetnya disini mainan anak-anak. Sedangkan sakanatsuri adalah kegiatan memancing ikan kertas.

Dua pekan sebelumnya sudah dijual tiket untuk makanan dan minuman. Bunda memilih yang paling aman saja, membeli tiket untuk onigiri, jus dan ocha (teh hijau). Tapi pada hari H bunda tertarik dengan yoyo. Akhirnya membeli tiket di tempat. Pancingan bunda lepas, tapi bunda tetap boleh mengambil yoyo yang bunda suka. Akhirnya yoyo berwarna merah yang dibawa pulang.

Bagaimana dengan bubu?

Di tengah keramaian, ia terlelap dalam gendongan bunda. Bahkan setelah ditidurkan di rumahpun ia tetap lelah.

***
Bubu hari ini seharian bersama bunda. Kadang main sendiri sementara bunda membereskan beberapa pekerjaan rumah, kadang main bersama. Bunda terkejut senang ketika bubu membalikkan badan dari posisi tengkurap untuk pertama kalinya (dalam pengamatan bunda). Pintarnya, alhamdulillah. Setelah lama, bubu yang terdengar anteng emut-emut sesuatu. Saat bunda melirik, ternyata memang ia sedang mengemut jempol. Jempol kaki, tepatnya.

Owh bubu...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R