Skip to main content

Usaha Baru

Sebelumnya saya punya Halo Balita terbitan DAR MIZAN edisi second hand. Hanya lima buah. Dua anak saya suka sekali membaca, melihat-lihat gambarnya, dan menggigit-gigitnya. Hehe... Bubu (2.5th) bahkan sering membacakannya untuk adiknya. Tokoh-tokoh yang ada di buku dijadikannya dirinya, adiknya, juga baba dan bundanya.

Saya sendiri menyukai ceritanya yang sederhana dan menyentuh dengan ilustrasi penuh warna. Misalnya dalam cerita Aku Sayang Temang, ada Sali yang tak mau meminjamkan barang pada kawan-kawannya saat belajar di kelas. Lalu saat makan siang bento/bekalnya terjatuh. Ia sedih. Kawan-kawannya menawarkan bagian bento masing-masing kepada Sali. Lalu mereka pulang dengan ceria.

Anak-anak TK juga pada suka dibacakan. Beberapa waktu dalam sebulan saya membacakannya untuk mereka dalam tiga bahasa, Indonesia, Inggris, dan Jepang. Engga ada bosen-bosennya.

Saya jadi ingin melengkapi koleksi buku yang ada. Namun apa daya kondisi keuangan belum memungkinkan. Alhamdulillah ada rejeki tak terduga di tengah turunnya dolar terhadap yen. Dan memberanikan diri lebih mengetatkan ikat pinggang dan beli. Eh, subhanallah, engga tanggung-tanggung nambah sedikit, dengan kurs yen yang cukup tinggi terhadap rupiah malah jadi bisa daftar MOP dan menjadi Book Advisor.

Yah, supaya bisa melengkapi seri-seri yang belum punya, sekaligus membantu rekan-rekan di Jepang yang juga tertarik untuk mendapatkannya dengan lebih mudah. Karena mereka bisa pesan di Jepang dan barang bisa mereka terima. Proses pemesanan dan transfer mudah, dan InsyaAllah kalau rame-rame pesan, ongkos kirim juga bisa sedikit ditekan. Lumayan kan, hemat seratus-dua ratus ribu rupiah.

Sampai kemarin malam sudah dapat dua pemesan, dan tiga yang timbang-timbang. Alhamdulillah/

Mudah-mudahan bisa terus meluruskan niat dan mempercantik amal. Jadinya dengan usaha, bisa nambah rejeki uang dan kawan. Tentu saja, pahala...InsyaAllah

Beberapa produk yang ditawarkan akan diposting di postingan lain. Mudah-mudahan juga, blog khususnya bisa dibuat dalam waktu dekat.

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R...

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha...