Skip to main content

PR 1: Bubu dan Buku

Lapor, saya mau menyicil tugas. PR pertama ini sebetulnya adalah tugas yang diminta si empunya rumah sebelum datang ke rumahnya.

Ini kopi-tempel dari MPnya beliau, hehe...

Yang harus disiapkan dari rumah:
a. Ide, ide, ide!!!
b. Daftar buku/situs/bahan apa saja yang berguna bagi pendidikan anak (bisa yang telah dicetak atau disimpan di USB bila berupa daftar tautan di Firefox, IE--> ask an expert if you don't know...or Selly, can you help me out with this?)
c. Contoh buku kalau perlu
d. Foto sampul/bagian dalam buku, foto poster yang ditempel di rumah, foto kegiatan anak bersama ayah-bundanya (nyimpennya di kamera aja biar enteng bawanya)
e. Dan lain-lain

---

PR 1: Buku dan Bubu

Wah, untuk urusan buku ini, jangan dibandingin sama mba Dina. Asli jauuuuuh banget. Kami hanya punya beberapa buku anak-anak. Jumlahnya belasan saja sepertinya. :D Malu-maluin ya?

Alasannya macam-macam. Karena memang jarang sekali bertemu buku yang memang bagus namun terjangkau. Buku-buku berbahasa Jepang harganya lumayan mahal (kalau di kurs-kan), jadi agak tidak tega untuk membelinya. Masih merasa, mendingan beli buku anak Islam dari Indonesia. Tapi sempat mencoba beli beberapa buku anak muslim, ternyata kecewa juga. Misalnya buku untuk anak balita, tapi tokohnya banyak banget. Binatang-binatangnya pada sholat pula. Mungkin maksudnya sih supaya mengakrabkan dengan ibadah. Tapi saya pikir seperti mengajari yang tidak tepat. Binatang tidak diminta Allah untuk sholat seperti kita sholat. Mereka menyembahNya dengan cara mereka sendiri. Sejak dini, saya ingin mengajarkan hal-hal yang betul. Ini juga masih bisa didiskusikan ya. Sempet mikir juga, jadinya kurang imajinatifkah? Hem..

Nah buku-buku yang ada dan terbatas itu untuk yang berbahasa jepang hanya ada 6 buah. Buku 1 dan 2 adalah tentang binatang/dobutsu ada yang sekaligus mengenalkan warna dan juga tebak bentuk, dan ada juga yang mengenalkan suaranya; Buku 3 dan 4 adalah tentang kendaraan/norimono, masih satu seri, jadi ada warna dan tebak bentuk dan juga suara; Buku 5 tentang makan (cuci tangan dulu, dll); dan buku 6 adalah terjemahan Winnie the Pooh).

Untuk bahasa Inggris: satu setengah saja, Winnie the Pooh yang ada ketukan di pintu (ceritanya si Pooh mengunjungi kawan-kawannya, kalau dia mengetuk maka pembaca juga harus ikut mengetuk, disediakan alat pengetuknya :D) dan buku ABC no E-hon (setengah karena ada inggris dan jepangnya).

Kalau buku berbahasa Indonesia ada lebih banyak dikit. Diantaranya cerita Sali-Saliha-nya Halo Balita (baru ada 5 edisi, yang komplit masih terapung-apung di laut, orang baru saja pesan kok :D), juz Amma untuk anak-anak, edisi bergambar, warna-warni, ada arti, asbabunuzul dan hikmahnya, beberapa buku untuk balita dari asy Syaamil, seperti: Balita Cerdas "Mengenal Tumbuhan", 100 kisah teladan (asy Syaamil), dan Kisah para Nabi untuk Anak (Rabbani Press) dan Serial Mio Balita (seri Ali-Membuang sampah sendiri).

Buku bahasa arab ada satu yang sering dibuka, yaitu si Banban. Tentang nama dan gambar binatang, ada piring putarnya untuk mencocokkan binatang laut, ternak, dll.

Membacakan bubu buku dulu sering, hampir setiap malam. Sekarang sepekan sekali atau dua kali saja. Tapi bubu menyentuh buku (-bukunya) hampir tiap hari. Dia membaca sendiri, atau kadang membacakan untuk adiknya. Misalnya, "Ini densha, gatang gotong gatang...", "Aku pakai jilbab."

Beberapa ungkapan dari buku juga dia bawa dalam percakapan kami, misalnya. "Mau jalan-jalan ah, Ibu." (ini ada di buku Aku Pintar Sholat-nya Sali).

Karena buku di rumah terbatas, kalau kami ke jidokan, atau ke klinik, apotek, atau menyengaja ke perpus, saya sempatkan memilih buku yang bagus dari buku-buku yang ada untuk dibacakan. Tapi parahnya nih, ya. Saya suka keasyikkan baca sendiri (baca dalam hati, sampai pernah mata ini basah saking terharunya) lupa kalau ada yang menunggu setia dibacakan. Parah deh...

Selain buku anak, kami juga kadang membacakannya majalah baik itu si buncil sisipan Ayahbunda, tarbawi, sisipan ummi, atau terjemahan al Quran. Apalagi pada dasarnya dia tertarik dengan apa saja yang dipegang baba-bundanya. Jadi kalau kami mengaji, dia juga harus pegang al Quran. Baca buku, dia juga diberikan buku yang kira-kira setipe. Sekarang adiknya juga sudah mulai ingin berpartisipasi "membaca".

Ohya, saya belum mengharapkan bubu untuk mengenali huruf, apalagi membaca. Jadi lebih mengajak dia untuk bermain kata/kalimat sambil melihat gambar. Sampai sekarang bubu selalu mengomentari gambar yang matanya menutup "sedih". Misalnya, ada gambar snoopy di gelas putihnya, matanya menutup, bubu bilang "Snoopy sedih, kasian..." Termasuk gambar yang tertawa sampai matanya tertutup pun dikiranya sedih.

Segini dulu ceritanya. Fotonya menyusul, insyaAllah. Keetainya sembunyi. Padahal buku-buku bubu sudah dikeluarkan dari tempatnya :D

Comments

risahmawati - said…
siip lah salut untuk ka Rieska.
ditunggu lanjutan sharenya ya..
Usia Bubu berapa, Mbak?
Kok dipanggil Bubu?
Dina Faoziah said…
waaah...makasih Teh Rieska.

1) ttg jumlah buku
jumlahnya berapapun yg penting anak suka. dan seperti yg kutulis, perpustakaan 'kan bisa dimanfaatkan. tapi yg nggak ada di perpustakaan jepang adalah buku2 cerita anak islami :D

2) ttg buku anak2 islami di Indonesia yg kadang2 masih mengecewakan
ini wajar karena usia buku2 anak islami di Indonesia masih tergolong muda. banyak yg bagus, tetapi nggak sedikit yg kurang menarik (dari segi gambar maupun isi). ini berlaku pada seluruh makanya yg kita perlukan adalah penulis2 buku2 islami kreatif yg mampu menyelami dunia anak2. Teh Rieska punya modal kuat buat ini. Teteh suka baca buku2 anak Jepang, punya pengalaman dg anak2 sendiri & di TK Otsuka sehingga tahu yg anak2 sukai. kudukung 200% Teh Rieska, hehehe... moga2 terwujud, amien!

3) makasih banyak uraiannya yg mendetail ttg buku2 Bubu dan Dede.
daku udah mencatat judul2nya, kalo ketemu di Indonesia nanti mau beli, Teh, hehehe... kalo nggak ketemu mau pesen lewat Teh Rieska ah. :D kapan2 daku main ke sana ya Teh, mau baca2 langsung. jazakillah khairan...
Dina Faoziah said…
maaf yg no 2 tadi nulisnya baru di tengah2, hehehe...
2) ttg buku anak2 islami di Indonesia yg kadang2 masih mengecewakan
ini wajar karena usia buku2 anak islami di Indonesia masih tergolong muda. banyak yg bagus, tetapi nggak sedikit yg kurang menarik (dari segi gambar maupun isi). ini berlaku pada seluruh buku anak Indonesia, nggak cuma yg islami soalnya saya suka baca2 resensi buku anak Indonesia, hehehe... makanya yg kita perlukan adalah penulis2 buku2 islami kreatif yg mampu menyelami dunia anak2. Teh Rieska punya modal kuat buat ini. Teteh suka baca buku2 anak Jepang, punya pengalaman dg anak2 sendiri & di TK Otsuka sehingga tahu yg anak2 sukai. kudukung 200% Teh Rieska, hehehe... moga2 terwujud, amien!

ditambah yg no 4) yah...
4) ttg mengenali huruf dan membaca
nggak ada kata terlambat atau terlalu cepat untuk semua hal, yg penting sesuai minat anak dan dilakukan dg ikhlas, hihihi... ini berlaku untuk semua hal, ya. seperti toilet training, yg penting anak siap. lho kok malah ke toilet training ya, hehehe... soalnya barusan baca blognya Mbak Dhini Kobe, daku merasa kagum mulai trainingnya cepet. Mbak Dhininya juga udah berpengalaman dg banyak anak, subhanallah...

sekali lagi makasih, Teh Rieska!
rieska oktavia said…
kak risah, ini hasil pancingannya mba dina (MPid nya faoziahd) mudah2an bisa mancing keluarnya ilmu-ilmu dan cerita pengalaman terpendam kak risah yang insyaAllah jauh lebih banyak. ditunggu yaa...:)
rieska oktavia said…
mba Irma, usia bubu waktu itu 2th 11 bulan, tanggal 26 bulan januari 2009 ini insyaAllah jadi 3th.
rieska oktavia said…
mba Dina, ttg no 2 betul juga, ya. tentang usia yang masih muda perbukuan anak di Indonesia di bandingkan di barat. Kalau menulis sendiri belum kepikiran. Sepertinya masih jauh sekali...super ga pede lah (masih komentator doang :D)
ttg no 4, mudah-mudahan bisa tahu timing yang tepatnya seperti apa. takutnya malah ngga ngeh kalau anaknya udah butuh ya.
mudah2an bisa terus belajar menggali kebutuhan dan karakter anak serta mensupport mereka ke arah yang baik
Ttg Dhini, betul2...dia itu kohai secara usia (adik kelas di SMU), tapi senpai secara "keibuan". saya juga banyak curi-curi ilmu dari MPnya...
Dina Faoziah said…
makasih, Teh Rieska. oya, belum ngejawab pertanyaan Mbak Irma tuh, kok dipanggil Bubu? selain Bubu, saya juga mengira panggilannya "Ima-chan", liat di blogspot Teh Rieska.
Dina Faoziah said…
ada yg berawal dari komentator lho, Teh :D
rieska oktavia said…
mudah-mudahan kompor semangat dari mba Dina jadi doa nih...
dari komentator bisa jadi kreator
Aamiin...

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R