Pagi itu hujan masih turun. Tidak deras, memang. Tapi memegang payung dan mendorong kereta bayi berisi dua penumpang, cukup berat juga tuk menahan keseimbangan. Di jalanan yang agak mendaki menuju stasiun Saginuma, nafas saya nyaris berhenti. Dingin yang membekukan kedua tangan dan menyesakkan hidung saya yang memang tak begitu tahan dingin.
Pergi dalam hujan untuk memenuhi dua janji. Dua-duanya acara yang sangat saya suka: saling berbagi ilmu.
Entah kenapa tiba-tiba saya ingin menjelaskan kepada kedua anak yang sering dibawa kesana kemari itu, alasan kenapa membawa mereka di dalam hujan. Menegakan hati membangunkan Abiya yang sedang tidur lelap untuk diajak bersiap lalu pergi bersama dingin yang menusuk tulang.
Ada dua alasan sayang. Mungkin kalian boleh menyebutnya alasan egois, boleh menyebutnya alasan sosial.
Egois, karena bunda kalian ini ingin membebaskan dirinya dari hisab, ketika manusia ditanya dengan bagaimana waktunya digunakan, bagaimana ia sudah berbuat sesuatu untuk lingkungannya, bagaimana ia tunjukkan sikapnya terhadap kemungkaran. Ia tidak ingin menjadi orang yang rugi karena tidak beriman-beramal shalih-saling menasihati dalam kebenaran-saling menasihati dalam kesabaran.
Bunda juga tidak mau dunia tempat kalian tumbuh kelak masih sama dengan yang sekarang. Bunda ingin selain kalian tumbuh lebih kuat dan lebih baik dari bunda, kalian akan menemukan dunia dengan orang-orang baik yang lebih banyak. Bibit-bibit dakwah yang ditanam para pengikut nabi sudah bunda rasakan kebaikannya. Semoga kalian pun kelak bisa mendapati sebagian bunga dan buah dari bibit-bibit yang ditanam generasi kami.(membayangkan negeri sakura ini bertambah banyak orang yang bersujud...).
Alasan sosial? Hem..karena bunda cinta. Ingin masuk surga bersama sebanyak mungkin orang... Untuk itu diperlukan pengorbanan kita. Pengorbanan ini masih sangat kecil, nak. Dibandingkan pengorbanan para nabi, syuhada, dan para shalihin. Tapi mudah-mudahan pengorbanan kecil ini sampai ke langit.
Bersabar ya nak...bersabar...Semoga kalian kuat sayang. Kuat selalu..lahir batin..Doakan bunda-baba istiqamah. Dan doakan supaya kami bisa tawazun...memenuhi hak-hak kalian hingga kalian tumbuh menjadi pejuang mukmin sejati. Aamiin..
(malam ini, saat-seperti biasa dd terbangun, memeluknya-menggendongnya untuk menidurkannya kembali sambil memandangi kakaknya yang terlelap di sampingnya, saya merasa sangat beruntuuung sekali punya anak-anak seperti mereka)
Comments
*Sambil ngebayangin Teh Rieska yang mungil mendorong stroller gede*
Ries, itsumo arigatou ^^
udah lama engga ngobrol, kangen juga. jangan segen2 buzz ka buat ngingetin apa aja kayak jaman dulu itu yaa. miss u
Iyah, saya masih mungil ^^ Stollernya sih biasa, cuman jadi tampak besar kalau saya yang dorong, hehe...
makasih banyak atas banyak sekali tausiyahnya untuk adikmu ini.
Sst...saya udah sukses dry cleaning di mesin cuci sendiri atas petunjuk mba Rahma ^^
Eh, rangkuman hasil pertemuan udah ada belum ya, maklum telat banget datangnya, jadi ketinggalan banyak dan penasaran :)