Skip to main content

PR 2: Kegiatan Bubu

Tidur

Menyambung masalah ritme dan jadwal anak, awalnya bubu tukang tidur larut. Terbawa ortunya. Dia tidur siang lamaa sekali, lalu tidurnya malam. Katanya ini kurang baik bagi perkembangan otak anak ya. Jadinya pelan-pelan diusahakan tidur cepat. Allhamdulillah, makin besar makin banyak aktivitas, memudahkan dia untuk tidur lebih cepat.

Dulu, waktu masih 2th kurang, dibawa tidur, lampu digelapkan, dll. Ga ngaruh. Dia setia menunggu baba pulang. Lalu setelah itu dia bisa tidur cepat namun bangun lagi menjelang babanya pulang (babanya bubu pulang sekitar 10 atau 11 malam). Jadi pukul 8 tidur, sekitar pukul 10 bangun, baru tidur lagi sekitar pukul 12 atau 1 malam.

Dua puluh lima hari ini ditinggal pergi haji, bubu (2th 11bl) bisa tidur dengan normal. Setelah mandi dan makan malam, belum pukul sembilan malam dia sudah terbang ke alam mimpi.

Kegiatan di rumah

Dalam sepekan, kadang dua-tiga hari saja bubu di rumah. Biasanya dia terlibat dalam hampir semua pekerjaan rumah. Kami memanfaatkan apa saja yang ada untuk melatih motorik halus dan kasar, menambah kosa kata, mengasah otak bubu dll. Dia makin cerewet saja rasanya.

Bunda mencuci, dia ikut membantu memasukkan cucian ke dalam keranjang, memasukkan cucian ke dalam jaring cuci, mengambilkan cucian untuk dijemur, dan mengambilkan jepitan dan hanger.

Saat menjemur-jemur ini, dia bisa mengabsen semua cucian. "Baju bunda biyu", "baju abiya pinku", dll... Kadang diajak membedakan mana yang besar dan kecil. "Baju bunda besar, baju dede keci..."

Bunda memasak, dia akan ikut membantu mengaduk, mengabsen semua bahan masakan. "itu kentang, itu bawang bombay, ini bawang putih, itu tepung, dll. Kalau bunda membuat kue, biasanya bunda memberinya tepung dan sedikit air untuk dia giling-giling sendiri sebagai nendo. Tapi kadang tidak puas, mau ikut mengadon adonan yang lebih banyak.

Bunda membersihkan ruangan, dia juga ikut memegang alat penghisap. Awalnya seksi memijit tombol. Akhir-akhir ini tugas memvacuum sudah bunda serahkan 50% kepada bubu. Bunda tinggal tunjuk sana tunjuk sini, bubu dengan senang hati memperjalankan alatnya.

Bubu juga sudah bisa menuangkan susu/jus ke dalam gelas tanpa tumpah. Mengupas jeruk dan memasukkan kulitnya langsung ke tempat sampah. Makan sendiri sudah lumayan bisa.

Tapi bubu masih tak tahan dengan botol dan isinya. Sudah berapa botol minyak bayi dan lotion yang dikosongkannya. Bubu tahu bunda tak suka. Tapi tak tahan rupanya.Tahu-tahu dia sudah mandi minyak bayi atau lotion.

Bubu suka bermain boneka. Boneka itu diperlakukannya seperti bunda memperlakukan adiknya yang masih bayi.

Kalau baca doa, masih sepotong-sepotong yang ia ingat. Berusaha untuk tidak memaksa ingat, tapi sekedar membiasakan. Lumayan terampil untuk bismillah, alhamdulillah dan insyaAllah.

Di rumah juga bubu diajak menggambar, menggunting (sampai rambutnya pun ia potong), atau origami. Ia suka membuat pesawat. Selain menggambar  sendiri dan minta digambarkan bunda/baba aneka benda. Kadang dia juga menerima permintaan.

"Bunda mau gamba apa?"

"Apel"

"Bedoa dulu dong.."

"Ya Allah bunda mau gambar apel. Tolong kasih ya Allah"

"Pinte..." Sret sret, "Ini apelnya" (aslinya garis-garis doang..:D)

Kegiatan di luar

Minimal sepekan sekali, bubu diajak ke jidokan. Memainkan aneka permainan, termasuk sepeda yang tidak ada di rumah, termasuk membaca buku. Atau ke koen belakang rumah.

Bubu sering diajak kemari oleh bunda. Ini saatnya dia bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih besar. Jadi dia hapal beberapa nama stasiun, mengenal kawan sebayanya Hayato, Ahmad, kakak Aisha, kakak Nisa, Fatima sensei, ummi, dll.

Dia juga bisa mengetahui sungai dan laut. Selama beberapa waktu dia selalu menyebut "air" setiap kali melihat sungai.  Mau sungai kecil (termasuk selokan), mau sungai besar semuanya air. Waktu ada acara di Chiba-Maihama, kebetulan melihat laut. Bubu senang sekali melihat air banyak dan ada perahunya. Engga cuma di buku atau origami ternyata!

Dia juga senang melihat kupu-kupu atau bunga betulan (meskipun masih sangat takut menyentuhnya), atau melihat awan, bintang, bulan, dan matahari di langit. Sekarang komentarnya di pagi hari adalah "Mata-ai silau..." :D

Bunda suka juga mengenalkannya lagu "bintang kecil" atau "ambilkan bulan bu" sambil melihat langit bersama-sama.

Ohya, bubu ini tabah, dia bisa berjalan 20-30 menit tanpa mengeluh. Tapi kalau lagi buru-buru bunda suka membujuk bubu, "Naik baby car yuk! Takut ketinggalan densha". Dia pun menurut.

Demikian cerita sehari-hari bubu yang baru lima menit ini berusia dua tahun sebelas bulan.

Comments

Dina Faoziah said…
subhanallah....makasih ceritanya, Teh Rieska. udah kusimak berkali2 sambil menyerap ide2nya, hehehe... oya, btw daku agak bingung, selain nama aslinya yg Nabila-chan, apakah Bubu juga bernama panggilan Ima-chan? maaf kalo ternyata salah, soalnya baca di blog Teh Rieska yg blogspot, takut kalo salah tangkap, hehehe... peluk buat Bubu dan Dede :x
Syahid Family said…
bubuchan kawaii.... jd gemes deeh pengen nowel2 pipinya..
rieska oktavia said…
Mba Dina, betul. Ima-chan adalah nama lain bubu :D
Nama panggilan bubu emang banyak :D Bakat alam bundanya yang sejak dahulu kala punya banyak nama panggilan tuk orang-orang dekat.
Ima-chan adalah namanya sejak hamil. Kependekan dari Rahima.
Bubu nama panggilannya yang didapat anak kecil campuran Indonesia-Syiria. Dari bahasa Arab non formal, artinya bayi. Bubu digunakan sebagai nama dia di blog setelah digantikan dengan nama di bawah ini...
Nabila nama formalnya
Neng, nama panggilan di rumah atau kala saya ngegosipin dia bersama suami.
Sekarang neng bergeser menjadi Abiya, karena dengan itulah bubu menyebut dirinya akhir-akhir ini.
Apakah bubu tahu namanya yang mana? Hihi..sempat bingung sih, tapi sekarang dia tahu kalau namanya adalah Abiya, Nabila, Amaturrahman Annabila, Bubu-chan, Ima-chan..
Bubu juga tahu kalau dia peempuan, dd laki-laki. Tapi dia bilang bunda laki-laki :D
(halah..nama aja jadi panjang ya?) maaf sodara-sodara...
rieska oktavia said…
Mba Na, betul sekali...bubu itu super bikin gemes. Asli lucuuuu banget. Tiap hari adaaaa...aja yang bikin ketawa. Terutama karena kecerewetannya.
Aduuh...saya suka engga tahan pengen gigit-gigit pipinya...:D
Dina Faoziah said…
wah, Teh Rieska, makasih penjelasannya yg lengkap. pasti temen2 yg penasaran dg nama panggilan Nabila yg ada banyak itu jadi manggut2 dg penjelasan ini, yah :x
dwi pebri said…
Bubu chan kawaiii...
saking kawainya Nasmah yang padahal lebih muda 7 bulan manggil Bubu 'dedek, kawaii' sambil ngelus2 kepala Bubu chan...padahal mah ketuker ya Ries ^^
rieska oktavia said…
Mba Dina, alhamdulillah kalau udah clear yaa ^^

Uy, Bubu mungil sih yaa...Udah gitu Nasmah chan emang anaknya ngemong banget yaa.. masyaAllah... seneng deh ngeliatnya care banget sama yang dia pikir adiknya. Saya sempet mikir dia ada masa-masa galak dan posesif ga ya?
Bubu udah mulai begitu, kadang lumayan galak sama adiknya atau orang lain yang pegang/pinjam-pinjam barangnya... Mudah-mudahan bundanya bisa sabar mengarahkannya, engga gampang naik tensi hehe...

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar