Skip to main content

Go go go (gokagetsu)

Lima bulan, Amaturrahman hari ini.

Kepalanya terkulai di lengan bunda. Setelah dua hari mereda panasnya, dua hari keluar dan pulang malam, hari ini bubu tumbang lagi. Semalam memang cukup parah, kami sampai rumah sekitar pukul 11 malam. Ada kecelakaan, tabrakan kereta dan mobil yang membuat kami berdua harus menunggu di salah stasiun.

Untung dia sabar sekali, tidak rewel. Iya, bubu memang istimewa. Dia cukup manis dalam perjalanan. Bahkan saat bosan menunggu pun, cukup mudah mengalihkan perhatian.

Ohya, jadi lupa, terjadi apasajakah satu bulan ini?

Bubu sekolah, di "Kodomo no ie momo hoikuen" yang disingkat momo hoikuen (momo=peach). Jadi murid terimut di momo gumi atau kelas peach. Kalau teman-temannya sudah berjalan-jalan, duduk-duduk, atau merangkak, bubu masih berbaring menjadi pengamat. Matanya yang besar menatap kawan-kawannya, sambil sesekali tersenyum dan ramai menggerakkan kaki dan tangannya. Ada teman dekatnya yang beda satu bulan, dan kadang mereka main berdua berbagi mainan.

Bubu minum tak hanya ASI, tapi juga susu formula. Setelah stok habis, perasan sehari asi tak sebanding dengan kebutuhan bubu. Jadinya harus ditambah. Di hari pertama sekolah, hal ini sudah dibicarakan. Susu yang tersedia ternyata mengandung ra-do alias lard/lemak babi. Lalu bunda membawa susu sendiri. Kebetulan ada promosi waktu di RS dulu. Hanya sekotak. Selanjutnya hoikuen yang membelikan susu dengan merk yang sama khusus untuk bubu.

Bubu bisa tengkurap sendiri. Waktu bangun tidur bunda melihat bubu tengkurap dibalik punggung baba. Agak ragu betulan tngkurap atau terguling karena kasur miring (karena baba berat). Tapi esoknya di sekolah bubu tengkurap juga. Dan setelah itu berkali-kali tengkurap meski terhitung jarang.

Kena flu dan demam pertama kali. Ini membuat bunda agak cemas. Apalagi dia belum dapat imunisasi DPT. Awalnya menunggu 1 bulan setelah BCG. Lalu shounika (sA) dekat rumah libur, lalu sakit. Harus tunggu sehat dulu.

Ohya, baba sudah mengajarkan bubu doa saat sakit. Karena demam itu biasanya bikin pusing, maka tangan bubu dipegangkan ke kepala sambil berdoa:
"Allaahumma inni auudzubika min kulli maa ajidu wa uhaajiru"

Cepat sembuh yaa cinta, Allahu yasyfik...aamiin

Comments

Anonymous said…
This comment has been removed by a blog administrator.

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar