Skip to main content

JalanPintas

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.

"Tak ada satu musibah pun yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah yang akan menghapuskan dosa dan kesalahannya walaupun hanya sepotong duri yang menusuknya". (HR Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ketika seorang lelaki berjalan di tengah jalan, didapatilah olehnya sebuah dahan berduri di atas jalan itu kemudian ia pun menyingkirkannya. Allah pun lalu berterimakasih kepadanya
serta berkenan mengampuninya". Rasulullah SAW kemudian melanjutkan: "Orang yang mati syahid itu ada lima: orang yang mati karena terserang penyakit tha'un, orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati tertimbun
reruntuhan bangunan, serta yang gugur di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung". (HR Muslim)

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya: "Siapa sajakah orang yang kamu anggap mati syahid?" Jawab mereka: "Ya Rasulullah, orang yang terbunuh dalam perang sabil, itulah yang mati syahid." Nabi bersabda: "Kalau begitu umatku sedikit sekali yang syahid". Mereka bertanya: "Lantas siapakah mereka itu wahai Rasulullah?" Jawab Nabi: "Orang yang terbunuh dalam perang sabil syahid, orang yang mati dalam memperjuangkan agama Allah syahid, orang yang mati karena penyakit sampar syahid, orang yang mati karena sakit perut syahid, dan orang yang mati tenggelam syahid". (HR Muslim)

Allah Maha Adil dan Sebaik-baik Pembuat rencana. Kasih sayangNya terhadap hambaNya melampaui kasih sayang ibu terhadap anaknya. Allah sangat sayang terhadap hamba-hambaNya di Aceh dll, sehingga diberiNya jalan ini.

Engkau menyuruh kami menyambut tamu-tamu kami dengan sambutan yang terbaik, maka tentu Engkau adalah Sebaik-baik Penyambut tamu. Wahai Yang memudahkan segala yang sukar dan menyambung segala yang patah, Wahai Yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran, mudahkanlah jalan mereka ya Allah, dan sambutlah mereka yang berpulang ke kampungMu dengan sebaik-baik sambutan.

Tulisan di atas dikutip dari sebuah milis

Insya Allah tak kan tertukar, antara keserakahan dan kesewenang-wenangan, dengan ketulusan, kesabaran, dan keadilan. Hingga bencana dan anugrah bisa beda maknanya. Tapi apapun awalnya, smoga saat gempa dan tsunami ini tiba, Allah saja yang diingat, hingga para korban khusnul khatimah.
Aamiin...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Berhenti Sejenak

Pagi itu kami berempat (saya dan A3-A5) menuju stasiun. Baby Anas (A5) setia duduk di strolernya. Dinginnya menggigil tapi matahari menyapa dengan hangat. Tujuan kami adalah Kabe, rumah mba Nita tuk bersilaturahim dengan sahabat Azzahra. Di tengah jalan, di area favorit anak-anak untuk berhenti, Azmi (A3) tiba-tiba bertanya, "Bunda, itu tulisannya apa?" Ia menunjuk setengah bola yang biasanya mereka duduk bermain di atasnya.  Setiap melewati area ini memang mereka hampir selalu berhenti untuk bermain. Tapi pagi ini (seperti biasa) kami sedang mengejar waktu. Jadi saya menjawab sekenanya, "Engga tahu. Ayo kereta menunggu!" "Karena jauh ga keliatan? Ayo kesana!" Ah...  "Seperti ini tulisannya. Apa bacanya bunda? Tapi ini kanji bunda ga ngerti ya?" Akhirnya saya (seperti biasa, harus) mengalah. Berjongkok mengamati tulisan. Ternyata.... Tulisannya adalah "Saturn" lengkap dengan kanji di bawahnya dan angka2.... Saya lalu melihat ke sekelili...

Puzzle 46 (Terkurung di rumah)

Puzzle 46 (Terkurung di rumah) Puzzle terakhir ditulis 28 Desember 2009. Seperti apa kepingan yang ada 10 tahun kemudian? Dengan covid-19 yang sedang mewabah di seluruh dunia. perempuan itu bekerja dari rumah. Sewaktu-waktu lelaki itu juga di rumah. Serasa liburan tapi banyak kerjaan. Mereka berbagi tugas. Siapa yang belanja siapa yang masak. Siapa yang beres-beres siapa yang menemani anak belajar. Ada banyak istri stress karena suaminya di rumah. Repot katanya. Tapi perempuan itu bahagia. Ada hari-hari dimana ia bisa puas memandang suaminya sepanjang hari. Alhamdulillah. Pekerjaan lebih ringan, hati juga lebih lapang. Ada banyak target yang bisa dikejar, alhamdulillah