Skip to main content

Duka Aceh

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun...

Setelah ujung timur, kini ujung barat negeriku menyentak dengan kabar dukanya.

"Hanya dalam hitungan detik setelah gempa tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah pantai. Belum lenyap ketakutan masyarakat karena guncangan gempa, gelombang laut setinggi 15-an meter tampak menggulung semua yang ada di sepanjang pantai Bireuen. Beberapa detik kemudian gelombang ini berbalik arah kembali ke laut dan melindas apa saja di depannya. Keadaannya menyentak perasaan karena kejadiannya hanya sekejap," tutur Mustafa melukiskan dahsyatnya gelombang tsunami itu.

selengkapnya

Akibat tsunami di Aceh, diperkirakan 4.500 orang meninggal. Daerah yang paling parah terkena gempa adalah Banda Aceh, yang mengakibatkan 3.000 meninggal dunia dan lebih dari 200 narapidana melarikan diri karena badai menghancurkan tembok penjara.

selengkapnya

Aku tergugu...
rasa-rasanya tak ada yang lebih kuinginkan lagi selain ingin bisa lebih menyempurnakan ibadah-ibadahku..

Smoga Allah mengampuni mereka yang pergi, memberi mereka tempat terbaik, menerima amal mereka, serta memberi ketabahan bagi yang ditinggalkan.

Mudah-mudahan ini menjadi pelajaran bagi kita smua, untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi kematian. Persiapan yang tak hanya persiapan pribadi, tapi juga persiapan dalam rangka mengikhtiarkan yang terbaik untuk kehidupan ini.

Mencegah bencana, bukan karena ingin menentangNya, tapi karena ingin lebih menghargai kehidupan yang telah dikaruniakanNya..

aamiin

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R