Skip to main content

Puzzle 13 [Manja]

"Kenapa sekarang ade kelihatan manja sekali? Waktu dulu taaruf kelihatannya seperti perempuan yang begitu tegas, kuat dan tegar."

Pada sebuah voice chatt pertanyaan tak diduga dari lelaki itu meluncur begitu saja. Mendengarnya, perempuan itu mengerutkan kening sebentar sebelum kemudian menjawabnya dengan perasaan aneh.

"Kalau bukan sama kaka, ade mau manja sama siapa lagi?"

Lelaki itu tertawa kecil.

"Lagian, bukannya kami ini diajarin untuk bersikap tegas. Menjaga suara dan menjaga diri. Masa sama sembarang orang-orang manja-manja" Sambungnya lagi.

Lelaki itu tak membantah.

Perubahan yang terjadi bukan sebuah proses bersalin rupa seperti musang berbulu domba. Tapi itu adalah salah satu bentuk adaptasi bagaimana seorang perempuan menempatkan dirinya. Dia sendiri tak merasakan itu sebagai sebuah rekayasa, karena perasaan untuk menjadi dirinya yang sekarang di hadapan suaminya adalah sebuah perasaan yang mengalir begitu saja.

Dan saat berhadapan dengan orang lain pun ia tetap biasa-biasa saja. Apakah itu dirinya yang lain? Rasanya tidak juga. Karena perasaan dan sikap seperti itu pun mengalir begitu saja.

Tapi boleh jadi, mungkin terkadang ia berlebihan. Saat harusnya ia lebih bisa mengatur emosi, ia malah terlalu kekanak-kanakan. Untuk itu ia harus banyak belajar dan berlatih mengelola perasaannya sendiri. Lebih bijak dalam bersikap.

Katanya, manja, ingin dilindungi, adalah karakter perempuan yang dibawanya kemana-mana. Yang membedakan tampilannya kemudian adalah tempat dimana dia bisa mengekspresikannya. Ada yang dia bisa mengekspresikan di sembarang tempat, ada yang hanya di tempat-tempat terbatas.

Kapan perasaan itu akan keluar?
Biasanya mengalir begitu saja. Tapi ia cenderung untuk hadir di tempat dimana ia merasa aman dan amat disayangi.

Selama ini, hampir semua perempuan yang kukenal, sekuat apapun ia, ia senantiasa punya tempat bermanja. Minimal, dia juga menikmati saat dimanja.

Yang paling istimewa, ada yang hanya suka bermanja dengan cara yang istimewa: menyampaikan permohonan, keluh kesah, dan permintaan dengan cara mengangkatkan kedua tangan.

Bermanja pada Yang Maha Pengasih...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R