Skip to main content

Kawan

Seperti apa Ramadhanku di Tokyo tahun ini?

Alhamdulillah...
Ada kawan, satu dua, yang menemaniku ruku dan sujud di malam-malam Ramadan. Sahur bersama agar tak kesepian. Di saat tempat sholat tarawih terdekat jaraknya 45 menit naik bis dan kereta.

Alhamdulillah...
Di radio-internet, berkumandang ceramah, tayangan sholat dan ceramah di waktu malam, pagi dan kadang sore. Mengalirkan kesejukan di hati, mengingatkan banyak hal.

Alhamdulillah...
Meski dalam keterbatasan, banyak hal masih memungkinkan dilakukan. Daurah Al Quran, ceramah rutin maupun tarawih, jalasah ruhiyah, buka puasa bersama, sampai itikaf. Itikaf beragam bangsa, dengan imam sholat dan penceramah berbahasa arab.

---
Tiba-tiba saja ingatanku melayang ke balkon sebuah mesjid di pusat kota bandung. Kami pernah menghabiskan sehari-semalan disana, beritikaf. Itikaf spesial, karena targetnya separuh AQ akan diselesaikan. Banyak tausiyah yang mengalir, seiring dengan semakin mengenalnya satu sama lain, meski waktu bicara hanyalah pada waktu-waktu tertentu saja. Atau menjelang tidur kala masing-masing berbaring menatap langit-langit ruangan..

Aku rindu mereka...
Rindu kebersamaan kami, meniti hari...

Meski di kefanaan ini waktu tak mungkin diputar ulang, smoga pertemuan-pertemuan dan cengkrama yang pernah terjadi dapat kami ulang kembali, di JannahNya...
aamiin...

---
untuk kawan-kawan yang dikirimkanNya,
atas kebersamaan, kesedian untuk senantiasa
me-ramadhan-an diri dan sekitar, dimana saja dan kapan saja,
jazaakumullah khairan katsiraa

Comments

eka said…
Ass.

Namaku Eka, tinggal di JKT (bisa mampir di http://nurisyifa.blogspot.com)
dari usia mungkin aku jauh lebih tua, tp sama sekali bukan berarti pengetahuan dan pemahamanku lebih baik. Mudah2an bisa sharing pemikiran dan saling belajar untuk kebaikan bersama.

dulu pernah juga sempat 2 thn tinggal di Niigata (IUJ Univ.) dlm rangka sekolah juga. And aku suka blog japanese kamu, itung2 refreshing japaneseku yg udah banyak lupa.

Aku suka tulisan, dan gaya penulisannya Rieska, salam kenal ya Ries.
"Lintasan" mu boleh aku link?

wass,
Eka Darmayanti
rieska oktavia said…
waalaikumussalam wrwb

salam kenal lagi ya mba..kalo tak salah saya juga pernah main-main ke blognya. hehe...seperti biasa, saya suka mengintip diam-diam, menyerap hikmah dari catatan orang-orang tanpa meninggalkan jejak.

smoga ramadhan ini menjadi awal persahabatan dan persaudaraan yang manis buat kita yaa ^_^

-rieska-
rieska oktavia said…
waalaikumussalam wrwb

salam kenal lagi ya mba..kalo tak salah saya juga pernah main-main ke blognya. hehe...seperti biasa, saya suka mengintip diam-diam, menyerap hikmah dari catatan orang-orang tanpa meninggalkan jejak.

smoga ramadhan ini menjadi awal persahabatan dan persaudaraan yang manis buat kita yaa ^_^

-rieska-

ps. tentu saja boleh di-link :)

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R