Skip to main content

SuratPagi

Pagi ini, saat matahari terbit, dan terdengar kicauan burung, saya membaca e-mail seorang kawan. Istrinya, yang juga kakak kelas di smu sakit keras sejak lama. Saya pikir sudah membaik, tenyata tidak.

Saya benar-benar speechless...

E-mailnya saya muat disini, dengan harapan, setiap orang yang datang mengunjungi blog ini dan membacanya, berkenan untuk mengangkatkan tangan dan berdoa untuk mereka.

---
btw, afwan baru ini saya sempat mengirim emel...

Sebagaimana biasa istri saya baru masuk lagi R.S, kali ini
di RS Syamsudin S.H.. kebetulan ada ibu saya, yang
menunggu jadi saya malam ini dapat meninggalkan istri
sebentar dan mengirim emel ini...

Sudah dua minggu terakhir ini kondisi istri saya semakin
menurun...
Ada kemungkinan infeksi sekunder, alias penyakit baru,
tambahan dari penyakit yang sampai saat ini
menggerogotinya, mungkin Typhoid mungkin yang lain...

Hematologinya agak jelek Leukosit mencapai 22000
menandakian infeksi dan peradangan yang akut, LED sangat
tinggi (memang selama sakit ini juga tinggi), kesakitan di
pinggang sebagaimana biasa semakin sakit, demam naik
turun, tekanan darah lonjak dengan spread yang besar
170/110 turun menjadi 80/60, urinenya mulai mengandung
eritrosit-leukosit-epitel sel, abdomen kembung sehingga
harus dikateter, SGOT SGPT nya diatas 40 menandakan ada
gangguan fungsi hati....

Yang mengharukan adalah sepasang kakinya yang semula masih
bisa berdiri sekarang digerakan pun susah sekali.... Serta
yang sungguh menggetarkan sudah 5 hari ini keadaan
kesadarannya menurun menjadi som nolen...

Ada rasa yang membuncah dalam dada melihat kekasih hati
tergolek tak berdaya, berbicara tanpa arah kata, melihat
tanpa isi pandangan, berguling menahan kesakitan...

Namun, masih ada semilir angin kesejukan.... angin sepoi
membawa kesegaran, penerang dalam kegelapan dan penenang
dikala kegalauan menerpa...
Saat dimana selalu terucap dalam selipan kata-katanya,
dalam himpitan kesakitanya kalimat..." ya Allloh...Laa
Illa ha ilalloh..."

Dalam emel ini juga saya sungguh ingin mengucapkan
terimakasih, khususnya Terima kasih untuk ibunda tercinta
yang selalu menemani ananda ketika keresahan menerpa
dengan doanya, dalam setiap kebingungan yang datang
dengan nasihatnya dan ketika kesepian hadir dengan
kebersamaannya...

Serta terima kasih kepada rekan2 yang membantu kami, mohan
maaf atas segala kesalahan, semoga Alloh mengampuni dan
memaafkan kita...

...but thoose who believe Love 4JJI more than anything
else...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R