Anak-anak seangkatan saya kalau ditanya,
Kalau sudah besar mau jadi apa?
Jawabanya bisa dengan mudah ditebak: insinyur atau dokter
Anak-anak angkatan sekarang jawabannya apa ya? ^_^
Di Jepang, pada sebuah survey anak-anak ditanya, jawaban populer untuk anak-anak laki-laki adalah pemain sepak bola. Untuk anak perempuan saya agak lupa.
Sekarang anak-anak seangkatan saya sudah pada dewasa. Sebagian jadi insinyur, dokter, akuntan, farmasis, sebagian lagi jadi pekerja di industri selepas SD, SMP, ataupun SLTA. Adapula yang punya kios di pasar. Atau seperti saya, yang masih saja sekolah.
Kalau sudah begini, mau jadi apa?
Kalau sudah besar mau jadi apa?
Jawabanya bisa dengan mudah ditebak: insinyur atau dokter
Anak-anak angkatan sekarang jawabannya apa ya? ^_^
Di Jepang, pada sebuah survey anak-anak ditanya, jawaban populer untuk anak-anak laki-laki adalah pemain sepak bola. Untuk anak perempuan saya agak lupa.
Sekarang anak-anak seangkatan saya sudah pada dewasa. Sebagian jadi insinyur, dokter, akuntan, farmasis, sebagian lagi jadi pekerja di industri selepas SD, SMP, ataupun SLTA. Adapula yang punya kios di pasar. Atau seperti saya, yang masih saja sekolah.
Kalau sudah begini, mau jadi apa?
Comments
Iri sama adik faruq...
Anyway...saya menulis cita-cita itu sebenarnya sedang tergelitik, dengan cita-cita sebenarnya. Terutama pada fase seperti ini, kala predikat2 itu sudah ada pada genggaman.
So, what the next?
Begitu...
---
Dulu pas aku kecil kalo ditanya cita2, aku ga pernah jawab sesuatu yang spesifik kayak dokter, presiden, ato apapun. Ngisi pertanyaan cita-cita selalu dengan jawaban 'berguna bagi bangsa, negara dan agama'. Padahal, pikiran anak kecil gitu loh, pasti ga ngerti artinya apa.. ^_^