Skip to main content

Kreatif [6]

Ini bagian terakhir yang saya janjikan. Meski sama sekali tak mewakili menariknya isi buku, smoga saja menggugah kita untuk mengeksplor lebih banyak...

Aplikasi energi kreatif

#Menemukan masalah#
Orang kreatif umumnya sensitif terhadap masalah, terutama apa yang ia saksikan di sekitarnya. Barangkali sebagian akan terlihat cerewet, yaa...

Tapi lihatlah apa yang dibuat oleh para pembaharu zaman. Mereka senantiasa gelisah dan merasa ada yang tidak beres dengan sekitarnya, sehingga mereka pun merintis sebuah perubahan yang efeknya luar biasa...

1. Temukan jalan untuk mempercepat apa yang menggerakkan kita
Ngng...terjemahan yang aneh. Tapi saya mengartikannya itu seperti mengetahui apa yang membuat mood baik kita timbul.

2. Lihat masalah dari sebanyak mungkin sisi
3. Temukan implikasi masalah
4. Implementasikan solusi

#Berpikir divergen#
1. Buat ide sebanyak mungkin
2. Buat ide seberbeda mungkin
3. Coba buat ide yang tak biasa

Coba perhatikan, kesannya biasa banget kan? Tapi kalau buat saya susah banget mempraktekannya. Apalagi bila kita terbiasa berpikir lurus. Misalnya sumber masalah apapun di dunia, atau di negara kita hanya satu: manusia. Dan cara memperbaikinya adalah dengan memperbaiki pendidikan.

Itu betul sekali. Saya sama sekali tak menafikkan. Hanya saja, kadang terpikir oleh saya untuk mencoba membuat jalan-jalan alternatif, yang membuat perubahan dengan memanfaatkan pendidikan, dan juga membuat pendidikan semakin baik.

Bukannya apa-apa. Bila kita hanya berpikir bahwa pendidikan saja, apalagi pendidikan dalam arti sekolah, yang bisa membuat negara kita bangkit dari keterpurukannya, maka tanggung jawab itu hanya dipikul oleh pemerintah dan juga para guru.

Lah...bagaimana dengan kita yang masih hijau-hijau? Bagaimana dengan banyak manusia lain yang bergerak bukan di sektor pendidikan?

Ehem, kok jadi berapi-api non...

Maaf saudara-saudara...kita sambung ke point berikutnya.

#Memilih Domain Khusus#
Energi memang harus difokuskan. Meski fokus itu buat saya tak hanya satu, karena kompleksnya dimensi manusia itu sendiri. Emang ada yang beragam fokus yaa...hemm..mungkin begini, seperti kita menyorotkan sinar, maka sinar daerah yang disinari itu akan berupa lingkaran. Nah, area lingkaran yang mendapatkan energi kita itu boleh jadi bukan bidang yang sama. Mungkin seperti potongan pizza, dengan aneka rasa.

*stop bentar, ada janji yang harus dipenuhi dulu...

Comments

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar