Hari ini akan dipilih orang nomor satu di negeriku. Dan aku merasa hanya menjadi penonton saja. Tanpa diskusi-diskusi panjang, tanpa kunjungan ke rumah-rumah-seperti saat pemilu legislatif-untuk mengikhtiarkan kemenangan bagi sang pilihan. Dia memang bukan yang terbaik untuk menjadi nomor satu. Namun ijtihad telah dilakukan dan semestinya kita memperjuangkannya sepenuh hati.
Catatan tentang kemenangan dan kekalahan itu telah ditentukanNya. Semestinya kekhawatiran pada diri adalah apakah kita sudah melakukan amal dengan sebaik-baiknya? Agar pertanggungjawaban itu bisa kita hadapi.
Hem...mencukupkan hanya dengan sebaris doa?
Atau barangkali karena hal yang dihadapi kali ini terlalu abu-abu. Kita bahkan tak yakin dengan hamparan fakta di depan mata, mana yang real dan maya. Mana kejujuran dan kebusukan, mana ketulusan dan kemunafikan. Kebusukan bersalin rupa, karena aromanya serupa parfum dan tampilannya begitu menawan, dengan kekuatan prima. Kebenaran bersembunyi dan dalam keadaan payah.
Maka doa dam ibadah yang diperkuat, adalah jalan yang dipilih satu-satunya sebagai ikhtiar kita, agar dibukakanNya kebenaran, dikaruniakannya kemampuan untuk memilih dan memilah, dan semoga dipilihkanNya pemimpin yang akan mampu melakukan perubahan (minimal tak membuat kondisi semakin memburuk).
Yang pasti, apapun yang terjadi, dakwah ini tak boleh berhenti...
Catatan tentang kemenangan dan kekalahan itu telah ditentukanNya. Semestinya kekhawatiran pada diri adalah apakah kita sudah melakukan amal dengan sebaik-baiknya? Agar pertanggungjawaban itu bisa kita hadapi.
Hem...mencukupkan hanya dengan sebaris doa?
Atau barangkali karena hal yang dihadapi kali ini terlalu abu-abu. Kita bahkan tak yakin dengan hamparan fakta di depan mata, mana yang real dan maya. Mana kejujuran dan kebusukan, mana ketulusan dan kemunafikan. Kebusukan bersalin rupa, karena aromanya serupa parfum dan tampilannya begitu menawan, dengan kekuatan prima. Kebenaran bersembunyi dan dalam keadaan payah.
Maka doa dam ibadah yang diperkuat, adalah jalan yang dipilih satu-satunya sebagai ikhtiar kita, agar dibukakanNya kebenaran, dikaruniakannya kemampuan untuk memilih dan memilah, dan semoga dipilihkanNya pemimpin yang akan mampu melakukan perubahan (minimal tak membuat kondisi semakin memburuk).
Yang pasti, apapun yang terjadi, dakwah ini tak boleh berhenti...
Comments