Skip to main content

Sabtuku

Setiap orang punya hari favorit.

Akhir-akhir ini hari favoritku adalah sabtu. Ada sabtu dimana aku bisa menjadi diriku sendiri, dan ada sabtu dimana aku bisa berjumpa saudari-saudariku dalam pertemuan kecil.

Selalu ada getaran rasa haru, setiap kali aku melangkahkan kaki ke ataupun pulang dari salah satu masjid di sudut kota Tokyo. Masjid mungil dua lantai yang berada diantara bangunan pertokoan, yang terkadang terlewati karena imutnya.

Disana berkumpul muslimah beragam bangsa. Jepang, Pakistan, dan juga Indonesia, adalah sebagian besar yang mendominasi. Kegiatan disana beragam. Ada belajar baca Quran, pengajian, bimbingan untuk yang non islam yang mau belajar Islam, dsb.

Aku mendapat kesempatan untuk mengisi pengajian rutin disana. Bahasa Jepangku yang amat terbatas, membuatku hanya sanggup menyampaikan dengan bahasa Indonesia, pun dalam menulis bahan materi. Seorang rekan, membantuku menerjemahkan tulisan dan juga bicaraku.

Semangat mereka, ukhuwah yang kemudian terjalin, barangkali sebagian di antara yang membuatku selalu merasa malu pada mereka. Seorang diantara mereka tuna rungu sehingga harus dibantu oleh rekan yang lain. Belajar sambil mengasuh bayi-bayi dan juga balita-balita tanpa mengeluh, ...

Duh...sampai kehilangan kata-kata begini...

Sepenuh cinta buat mereka...:x
Alhamdulillah, untuk sabtu yang berkah, moga senantiasa berkah...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R