Skip to main content

Dunia maya

e (8:07:53 PM): ka .. give me a litte spirit
e (8:08:39 PM): to kill this lazyness
r (8:08:58 PM): ups
r (8:09:00 PM): :
e (8:09:06 PM): :-S
e (8:09:17 PM): beneran .. bsk ujian.. tp bwatg buka buku ga niat banget
e (8:09:19 PM): T T
e (8:09:33 PM): ga tau ni... jenuh banget
r (8:10:23 PM): hemmm
e (8:13:00 PM): need wise words
 
status: my dear e ...pergi berjuang pada masa susah dan senang, rela ataupun dipaksa, berdiri menentang badai walau jenuh menerpa
 
r (8:16:39 PM): is that enough?
e (8:18:11 PM): :-O
e (8:18:17 PM): terharuuuu
e (8:18:37 PM): :-S
e (8:19:08 PM): arigatouu
e (8:19:16 PM): ganbarimasuuuu
r (8:19:37 PM): :)
e (8:19:49 PM): :x :-*
r (8:20:04 PM): >:D< 
 
Mengenang salah satu percakapan kecil, bahwa dialog pendek lewat hati pada dunia maya, kadang memberi inspirasi untuk dunia nyata.
 
Kawanku yang satu ini sama sekali bukan pemalas. Ini hanya masa sulit buatnya. Dia selalu berusaha melakukan yang terbaik untuk apa yang dilakukannya. Dia guruku dalam kerja keras dan luas hati dalam berkawan. Sayang, meski sama-sama terdampar di Tokyo, univ yang berbeda, aktivitas yg berbeda menjadi pembuat jarak. Untung ada jendela dunia hingga masih bisa terus berbagi.
 
Kalau jendela ini bisa untuk mempermudah jalan kebaikan, semudah itu pula ia akan menjerat kita pada keburukan. Kebebasan berekspresi tak membuat argo hisab berhenti berputar. Catatan Raqib dan Atid serupa archieve di YM yang rapi, tercatat, bisa dilihat kapan saja. Dan merekalah yang akan berbicara kelak tentang apa yang kita lakukan di sisi lain dunia ini.
 
Astaghfirullah...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R