Skip to main content

Ungkapan

Kita boleh saja memendam cinta yang tak terungkapkan oleh kata-kata. Tapi Nabi SAW mengajarkan sahabat-sahabatnya untuk senantiasa menyatakan cinta pada orang-orang terkasih.

Seperti e-mail seorang kawan padaku, "Mbak rindu melihat binar di matamu..."

Atau saat mama merelakan barang kesayangannya buatku, karena aku menyukainya. "Apa yang ga boleh buat neng? Nyawa aja dikasih kalo neng minta..."

"Kak, u re very special for me..." Ungkap seorang kawan lagi setelah sekian lama tak bersua, meski dalam dunia maya.

...

Nyatanya cinta memang tak boleh tak dikatakan. Mengungkapkannya akan membantu kita mengikatkan hati. Bukan hanya mengikatkan hati dengan hati, tapi juga mengingatkan hati-hati padaNya. Serupa bangunan limas yang kuat dan kokoh, bila cinta itu terbangun karenaNya.

Hingga boleh lah kita berharap, dengan cinta yang terpatri antar kita, hati yang senantiasa bertaut karenaNya, kan kita peroleh naungan di hari tak ada naungan, kecuali naunganNya...

Dear all,
I love u all cause of Allah...

Comments

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R