Kematian kembali menjadi peringatan bagiku. Hari Ahad yang lalu aku mendengar kabar kakak dari seorang kawan (mbak) disini telah pergi menghadap Rabb kami. Dia mengidap penyakit kanker sejak lama (1999) dan kemudian menghebat akhir-akhir ini (koma 3 kali, lumpuh, dsb) karena kanker yang semula dari payudara itu lalu menjalar ke paru-paru, kemudian tulang.
Kisah perjuangannya pernah dimuat di majalah aisha bulan maret/april. Aku ingat karena pada masa kampanye yang lalu itu, sambil berjualan dan direct selling, aku sempat membaca kisahnya itu di majalah yang dibawa salah seorang mbak.
Aku tak mengenalnya, karena periode keberadaannya di Jepang jauh sebelum aku datang. Namun kawan-kawan yang lain terutama mbak-mbak yang telah lama tinggal disini mengenalnya cukup baik. Setiap orang yang kudengar berbicara tentangnya senantiasa dengan suara menahan haru. Dan kesan mereka adalah tentang semangatnya dalam berdakwah, pintu rumah yang selalu terbuka, kecerdasan yang luar biasa, hidangan tajil yang dikirimnya setiap hari untuk para mahasiswa, dll. Subhanallah...
Di akhir kehidupannya, dalam masa koma, Allah yang dia sebut (dengan bimbingan suaminya). Kira-kira 300 orang menyolatkan (belum termasuk yang shalat ghaib karena rekan-rekannya tersebar di seluruh dunia). Pak HNW pun memimpin doa dan memberikan sambutan saat pemakamannya bersama ikhwah yang lain.
Ya Rahman...ampunilah beliau
Beri rahmat dan karunia terbaik dari sisiMu
Ampunilah kami, tolonglah kami agar senantiasa berada dalam kebaikan, istiqamah dalam perjuangan
Dan karuniakanlah kami sebaik-baik akhir kehidupan
Amin
Kisah perjuangannya pernah dimuat di majalah aisha bulan maret/april. Aku ingat karena pada masa kampanye yang lalu itu, sambil berjualan dan direct selling, aku sempat membaca kisahnya itu di majalah yang dibawa salah seorang mbak.
Aku tak mengenalnya, karena periode keberadaannya di Jepang jauh sebelum aku datang. Namun kawan-kawan yang lain terutama mbak-mbak yang telah lama tinggal disini mengenalnya cukup baik. Setiap orang yang kudengar berbicara tentangnya senantiasa dengan suara menahan haru. Dan kesan mereka adalah tentang semangatnya dalam berdakwah, pintu rumah yang selalu terbuka, kecerdasan yang luar biasa, hidangan tajil yang dikirimnya setiap hari untuk para mahasiswa, dll. Subhanallah...
Di akhir kehidupannya, dalam masa koma, Allah yang dia sebut (dengan bimbingan suaminya). Kira-kira 300 orang menyolatkan (belum termasuk yang shalat ghaib karena rekan-rekannya tersebar di seluruh dunia). Pak HNW pun memimpin doa dan memberikan sambutan saat pemakamannya bersama ikhwah yang lain.
Ya Rahman...ampunilah beliau
Beri rahmat dan karunia terbaik dari sisiMu
Ampunilah kami, tolonglah kami agar senantiasa berada dalam kebaikan, istiqamah dalam perjuangan
Dan karuniakanlah kami sebaik-baik akhir kehidupan
Amin
Comments