adinda,
kala bocah riang sebayamu bermain manja
kau pergi ke ladang membantu ayah
menghitam, mengkasar kulit, mengakrabi matahari
saat remaja seusia bercanda bersuka ria
kau redakan tangis saudara-saudaramu dengan tanggung jawab
menahan duka kehilangan bunda
beserta ketegaran tak bertepi
menginjak dewasa, gadis-gadis ramai
bersenang-senang
kau pikul beban sendirian
hingga pundakmu nyaris patah karena susahnya
airmata kau nikmati diam-diam
tanpa kawan berbagi,
sendirian
terlalu banyak nikmat untuk disyukuri, katamu
menahanmu berduka terlalu lama
kauharap beban itu menambah kekuatan jiwa,
menjadi makin mulia
kupintakan untukmu karunia kebijaksanaan
saat melewatinya
kalau bukan dengan rasa dan makna penghambaan yang kita punya
dengan apalagi kan diwarnai hari-hari?
-mengenangmu III-
Tokyo, 28 Juni 2004
rieska
kala bocah riang sebayamu bermain manja
kau pergi ke ladang membantu ayah
menghitam, mengkasar kulit, mengakrabi matahari
saat remaja seusia bercanda bersuka ria
kau redakan tangis saudara-saudaramu dengan tanggung jawab
menahan duka kehilangan bunda
beserta ketegaran tak bertepi
menginjak dewasa, gadis-gadis ramai
bersenang-senang
kau pikul beban sendirian
hingga pundakmu nyaris patah karena susahnya
airmata kau nikmati diam-diam
tanpa kawan berbagi,
sendirian
terlalu banyak nikmat untuk disyukuri, katamu
menahanmu berduka terlalu lama
kauharap beban itu menambah kekuatan jiwa,
menjadi makin mulia
kupintakan untukmu karunia kebijaksanaan
saat melewatinya
kalau bukan dengan rasa dan makna penghambaan yang kita punya
dengan apalagi kan diwarnai hari-hari?
-mengenangmu III-
Tokyo, 28 Juni 2004
rieska
Comments
"..karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.." (QS 94:5)
-rieska-