Skip to main content

..berkas yang tercecer.. [2]

adinda,
kala bocah riang sebayamu bermain manja
kau pergi ke ladang membantu ayah
menghitam, mengkasar kulit, mengakrabi matahari

saat remaja seusia bercanda bersuka ria
kau redakan tangis saudara-saudaramu dengan tanggung jawab
menahan duka kehilangan bunda
beserta ketegaran tak bertepi

menginjak dewasa, gadis-gadis ramai
bersenang-senang
kau pikul beban sendirian
hingga pundakmu nyaris patah karena susahnya

airmata kau nikmati diam-diam
tanpa kawan berbagi,
sendirian

terlalu banyak nikmat untuk disyukuri, katamu
menahanmu berduka terlalu lama
kauharap beban itu menambah kekuatan jiwa,
menjadi makin mulia

kupintakan untukmu karunia kebijaksanaan
saat melewatinya
kalau bukan dengan rasa dan makna penghambaan yang kita punya
dengan apalagi kan diwarnai hari-hari?

-mengenangmu III-

Tokyo, 28 Juni 2004
rieska

Comments

Anonymous said…
subhanallah, sebuah pemaknaan yang sangat dalam.
"..karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.." (QS 94:5)
Anonymous said…
alhamdulillah...

-rieska-

Popular posts from this blog

ke odaiba

Bertiga di atas perahu Dulu...waktu kaka sedang di Maroko, saya, Ima, mamah dan keluarga kakak dari Sendai (K Zakir, K Salma, Hilyah dan Gilman) pergi ke Odaiba. Jalan-jalan terakhir Kak Salma yang akan pulang ke Makassar. Kaka 'iri berat', sehingga saya pun berjanji suatu saat akan kesana bersamanya. Alhamdulillah, di antara jadwal yang cukup padat, masih ada celah sebuah hari libur tanpa tugas dimana kami bisa pergi kesana. Dengan tiket 900 yen perorang, kami bisa naik Rinkai line, Yurikamome line, dan juga naik perahu sesukanya. Kami memilih stasiun Oimachi yang paling dekat dari rumah. Walaupun hujan turun cukup deras, perjalanan masih bisa dinikmati dengan enak.

Gaya-gaya di bulan Oktober dan November 2006

Ini sebagian gaya-gaya neng qonitat yang sempet terjepret keetai/hp bunda. Setiap kali dijepret otomatis senyumnya mengembang. Imut, bikin gemesss.

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R