Skip to main content

Jurnal Varicella

Sebenarnya saya aga ragu memasukkan tema ini disini. Kesannya gimana gitu. Tapi kemarin saya mendapat kabar dari seorang senior di Jerman bahwa banyak juga rekan-rekannya yang telat menjadi 'sakti'. Jadi dengan menulisnya disini saya berharap bisa mengingatnya dan membuat saya jadi tahu apa yang harus dilakukan bila varicella alias chickenpox alias cacar air ini menimpa teman saya.

Salah satu web yang menyediakan informasi lengkap tentang ini adalah www.klinikku.com (Thanks to M Nina di Chiba, salah seorang pelanggan Ummi yang ngasi tau dan dengan baiknya bilang "rieska, bila kesepian BUZZ aja saya..." Subhanallah... selain dari beliau, saya juga mendapat tawaran yang sama dari M Is di Yokohama)

Keterangan yang diperoleh tentang CACAR AIR
Gejala dan tanda klinis
Fase 1
penderita biasanya mengeluhkan adanya rasa tidak enak badan, lesu, tidak nafsu makan dan sakit kepala. Satu atau dua hari kemudian, muncul erupsi kulit yang khas.
Fase 2
Munculnya erupsi pada kulit diawali dengan bintik-bintik berwarna kemerahan (makula), yang kemudian berubah menjadi papula (penonjolan kecil pada kulit). Papula kemudian berubah lagi menjadi vesikel (gelembung kecil berisi cairan jernih) dan akhirnya cairan dalam gelembung tersebut menjadi keruh (pustula). Bila tidak terjadi infeksi, biasanya pustel akan mengering tanpa meninggalkan bekas.

Erupsi pada cacar air bersifat khas dimana erupsi yang terjadi tidak serentak munculnya. Dengan mudah kita dapat menjumpai berbagai ragam jenis erupsi kulit pada tubuh penderita. Sebagian sudah berupa papel, sebagian masih vesikel, dan sebagian lagi mungkin masih dalam tahap awal (makula). Erupsi ini akan menyebar secara sentrifugal dari badan menuju kepala dan tungkai.

Bila kita memperhatikan perkembangan vesikel dengan seksama, kita juga akan menemukan bahwa pada awalnya vesikel berisi cairan yang jernih. Lama kelamaan cairan di dalam vesikel berubah menjadi keruh dan terdapat cekungan pada bagian tengah vesikel tersebut.

Vesikel dapat juga dijumpai pada selaput lendir mulut dan kerongkongan. Sebagai akibatnya akan timbul keluhan sakit menelan bila vesikel tersebut pecah.

Bila mengenai mata (jarang terjadi), dapat timbul:
mata merah
mata berair
gelembung kecil
Gejala lain dapat berupa demam (biasanya tidak terlalu tinggi), rasa lemah, sakit kepala ringan, dan kadangkala sariawan.

Gejala biasanya menghilang dalam beberapa hari sampai 2 minggu. Pada umumnya, seluruh vesikel telah berubah menjadi keropeng dalam waktu 4-7 hari.

Pemeriksaan Laboratorium
Patologi anatomi
Pada vesikel ditemukan jisim intranukleus pada sel epitel

Diagnosa
Diagnosa biasanya berdasarkan atas erupsi yang khas pada kulit

Kasus saya
Fase 1 : kira-kira sepekan sebelumnya kadang merasa tidak nyaman, lemes, dsb.
Puncaknya adalah Rabu malam, sakit kepala dan demam tinggi
Fase 2 : kamis mulai muncul erupsi, ke dokter, mendapat obat dan lotion
tak bisa duduk lama karena punggung terasa sakit
jumat :gangguan tidur
sabtu :sulit menelan
ahad :sariawan
senin :cek ke dokter

Beberapa kiat dalam perawatan
1. Kebersihan harus ekstra diperhatikan
2. Berhati-hati saat mandi ataupun mencuci rambut.
Ada mitos yang mengatakan sebaiknya tidak terkena air, tapi itu tidak benar autau masih diperdebatkan karena yang di khawatirkan sebenarnya adalah pecahnya vesikel
Mandi atau mencuci rambut lebih baik menggunakan air hanyat-dingin, bukan air hangat-panas
3. Memperbanyak makan buah dan sayuran
Seperti kita tahu, buah dan sayuran akan membantu mempercepat meningkatkan stamina tubuh. Apalagi buah/sayuran yang berwarna oranye yang mengandung beta karoten
4. Bertahan untuk tidak menggaruk
5. Selalu berpikir positif dan berdoa
6. Mengisi masa karantina dengan kegiatan berguna ^_^

Kawanku (K Echa, FT 94) yang tinggal di Jerman, baru saja sembuh dari cacar. Katanya dia terkena cacar dari anak pertama (Masha). Selama K Echa cacar dia tetap menyusui putra keduanya yang masih bayi (Ra). Kiatnya adalah dengan 24 jam menggunakan masker.


Comments

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar