Skip to main content

Cinta dan Cinta (2)

Sebenarnya saya masih menunggu inspirasi untuk melanjutkan tulisan ini. Namun semakin ditunda biasanya malah semakin lupa, letupan apa yang dahulu membuat tulisan ini dibuat. Jadi rasanya lebih baik dilanjutkan saja sekarang. Membiarkan jari ini menekan keyboards dan mentransformasikan pikiran menjadi kata-kata.

---

Kembali ke perenungan semula... Karena cinta itu tak bisa direkayasa apalagi ditolak, maka yang paling mungkin bagi kita adalah mengendalikannya dan mengontrolnya dengan akal kita.

Mengontrol bagaimana sih?

Pertama, mengontrolnya menjadi cinta karena Allah.
Turunannya banyak. Saya menyukai artikel tentang ini di blog lain, yaitu http://ghuroba.blogspot.com judulnya "Hakekat Ukhuwah Kita" berupa tulisan berseri. Saya juga sempat menulis sebuah tulisan pendek sebagai tanggapan (baca "Kadar Cinta").

Melandaskan cinta atas dasar cinta kepada Allah akan membuat kita:
1. Mencintai Allah di atas segalanya
2. Mencintai ada yang dicintai Allah beserta turunannya

Barangkali perkara yang pertama telah banyak dibahas dalam tema Mahabatullah. Kita perlu memelajarinya berulang-ulang agar senantiasa mampu memperbaharui dan menambah mhabbah kita kepada Allah.

Bagian yang kedua yang ingin saya bahas lebih lanjut. Bagaimana kemudian kita mengisi seluruh rongga hati kita dengan cinta yang tak terbatas untuk segala hal bernama kebajikan dan beragam manusia ataupun ciptaan-ciptaanNya yang lain.

Dalam interaksi dengan sesama manusia, ada bingkai ukhuwah islamiyah. Pada masanya, ketika Allah mengkaruniakan rasa cinta dalam dada kita, maka akan sangat mudah, insya Allah bagi kita untuk mengamalkan nilai-nilai ukhuwah. Bukan sebuah perkara yang sulit bagi kita untuk berbagi dengan orang tersebut, berkorban untuknya, atau mendahulukan kepentingannya.

Namun ada masa ternyata kita menemukan masalah. Hati yang kering, rasa yang hambar, dan ketidakmampuan untuk mencintai. Seperti kita tahu bahwa cinta itu terbangun atas dua hal. Rasa yang mendalam dan prilaku yang membuktikannya. Satu saja tak bisa dipenuhi, maka cacatlah cinta yang kita miliki.

Saat itu terjadi, maka tak ada jalan lain kecuali belajar untuk menumbuhkannya. Misalnya saat kita menemukan seorang mad'u yang perasaan kita padanya catar-datar saja. Bahkan terkadang agak sebal. Tingkah lakunya terlalu berlebihan sehingga nyaris tak ada sisi yang membuat kita bisa jatuh sayang. Maka berusaha menemukan sisi terbaik dalam diri dia dan belajar mengasihinya. Manusia bukanlah setan yang seluruh sisi dalam kehidupannya begitu hitam, selalu ada sisi kebaikan dalam diri seseorang yang bisa membantu kita untuk menumbuhkan cinta kepadanya.

Seorang kawan senior menyatakan bahwa mencintai itu adalah
1. Menerima kekurangan dan berusaha memperbaikinya
2. Memaafkan
3. Menghormati
4. Bersikap baik, membantu, dsb
5. Menjaga rahasia

Jadi...mari belajar mencintai..

Komaba-Tokyo, 23 Juni 2004

(saat hati ini merasa begitu banyak orang yang mencintai,
padahal diri ini masih saja gagal mencintai...)

Ya Rahman...
satukanlah hati-hati ini dalam cinta dan taat kepadaMu...

Comments

Popular posts from this blog

Dua Anugrah

Sabtu itu 30 Mei-seperti kebanyakan sabtu-sabtu yang lain-saya menghabiskan waktu hampir seharian di masjid. Bertemu dengan saudari-saudari untuk rapat koordinasi kegiatan masjid, belajar Islam, bercengkrama, dan makan bersama. Tak disangka, saya bertemu kembali dengan sepasang kakak-beradik dari Iraq. Pertemuan kedua setelah pertemuan pertama dalam suasana duka, saat suami sang kakak meninggal lalu dimandikan dan disholatkan di masjid ini. Kalau tak salah bulan Maret 2009 yang lalu. Subhanallah...ternyata mereka berdua diutus Allah SWT untuk menyampaikan kabar gembira: Undangan mengunjungi rumahNya yang sudah lamaaa sekali saya rindukan. Iya, setelah mengobrol kesana-kemari, saat mereka memilih-milih hijab untuk dipakai ke Tanah Suci tahun ini, saat saya meminta supaya didoakan untuk bisa pergi juga, mereka malah spontan berkata: "Come with us. We ll cover all for you..." Saya masih terbengong meski sejurus kemudian berusaha menahan tangis yang nyaris tumpah. Ya Allah...Ya R

Rahasia Hati

Percaya tidak, bahwa kita akan benar-benar jatuh cinta pada pasangan kita setelah kita menikah? Itu pesan yang tersirat di kitab suci, yang aku coba percayai. Aku selalu bilang pada orang-orang di sekitarku bahwa aku tak ingin jatuh cinta dan punya pacar karena tak mau patah hati. Beberapa kawan menganggap hal ini gila. Kadang aku sendiri tak benar-benar yakin sepenuhnya. Tapi dengan apa kita kan sanggup menyangkal apa-apa yang telah Ia tetapkan? Hal itu baru kubuktikan sendiri setelah aku menimbang perasaan dan pikiranku, tentang orang yang menjabat tangan ayahku, tepat 20 hari yang lalu. Lelaki ini datang dari dunia yang teramat beda dengan dunia yang selama ini akrab denganku. Bahkan kami bertemu pertama kali hanya selang 3 hari sebelum hari yang bersejarah itu. Namun hari demi hari, selapis demi selapis, rasa kasih itu menyusup dalam hati kami. Dia menyebutnya cinta yang bertambah setiap hari, aku menyebutnya syukur setiap hari karena menemukannya, menemukan belahan ha

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar