Skip to main content

Posts

Showing posts from 2004

Tigasatuduabelasnolempat

Tiga satu desember, turun salju di Tokyo. Lebih deras dari yang dua hari sebelumnya . Hanya tiga jam saja, tapi cukup untuk memutihkan komaba. Aku mengintip dari jendela, melihat hamparan serupa gula halus mulai menghiasi pepohonan, ranting, bunga dan daun, juga atap serta jalan. Potongan terakhir pisang goreng selesai kumakan, saat aku membaca tulisan di blog imb. 'Masihkan kita bisa makan dengan enak, ketika saudara kita tak punya sebutir nasipun untuk dimakan?' tulisnya. Ya. Pisang goreng itu terasa enak sekali, aku habis banyak. Makan berdua kawan se-asrama yang datang ke kamar untuk ikut nge-print. Tapi dia hanya makan dua atau tiga potong. Sisanya, sewadah penuh aku yang habiskan. Aku masih makan enak... Sejak kemarin-kemarin, berita Aceh ini memang menyesakkan dada, membuat airmata ini mengucur. Ada cemas, sedih, khawatir, dsb. Apalagi mencari/mendengarkan kabar tentang keluarga-keluarga kenalan. Tak lupa, kutelp mama di rumah untuk mengingatkan agar baju-

JalanPintas

Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. "Tak ada satu musibah pun yang menimpa seorang muslim, kecuali Allah yang akan menghapuskan dosa dan kesalahannya walaupun hanya sepotong duri yang menusuknya". (HR Bukhari dan Muslim) Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Ketika seorang lelaki berjalan di tengah jalan, didapatilah olehnya sebuah dahan berduri di atas jalan itu kemudian ia pun menyingkirkannya. Allah pun lalu berterimakasih kepadanya serta berkenan mengampuninya". Rasulullah SAW kemudian melanjutkan: "Orang yang mati syahid itu ada lima: orang yang mati karena terserang penyakit tha'un, orang yang mati karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang mati tertimbun reruntuhan bangunan, serta yang gugur di jalan Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung". (HR Muslim) Dari Abu Hurairah RA, ia berkata Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya: "Siapa sajakah orang yang kamu anggap mati

Putih

Pagi ini, kala suasana masih muram mengingat gempa dan tsunami, salju hadir di bumi Tokyo. Udara tahun ini memang relatif lebih cepat dingin dibanding biasanya. Salju itu serupa serpihan es yang bertaburan dari langit. Kali ini lebih deras dari musim dingin kemarin. Hingga di jendela kamar masih bisa kulihat daun-daun, bunga, dan atap yang memutih. Juga jalanan asrama. Aku terus saja termangu. Mimpi buruk tentang gelombang tinggi, guncangan, kala calon jemaah haji bertemu keluarga, lomba lari, orang yang di kedai, jalan, pasar, rumah, sekolah, masjid, dimana-mana. Tersapu, terseret. Hingga yang tersisa adalah kerusakan, lumpur, beserta mayat-mayat bergelimpangan di jalan, reruntuhan, dan juga pepohonan. Disini salju turun...cantik dan indah. Begitu kontras alam saat berhadapan kita. Ya Rahman, seperti apapun rupanya, saat alam berhadapan dengan hamba, smoga hamba senantiasa berada dalam dzikir kepadaMu...

Duka Aceh

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun... Setelah ujung timur, kini ujung barat negeriku menyentak dengan kabar dukanya. "Hanya dalam hitungan detik setelah gempa tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah pantai. Belum lenyap ketakutan masyarakat karena guncangan gempa, gelombang laut setinggi 15-an meter tampak menggulung semua yang ada di sepanjang pantai Bireuen. Beberapa detik kemudian gelombang ini berbalik arah kembali ke laut dan melindas apa saja di depannya. Keadaannya menyentak perasaan karena kejadiannya hanya sekejap," tutur Mustafa melukiskan dahsyatnya gelombang tsunami itu. selengkapnya Akibat tsunami di Aceh, diperkirakan 4.500 orang meninggal. Daerah yang paling parah terkena gempa adalah Banda Aceh, yang mengakibatkan 3.000 meninggal dunia dan lebih dari 200 narapidana melarikan diri karena badai menghancurkan tembok penjara. selengkapnya Aku tergugu... rasa-rasanya tak ada yang lebih kuinginkan lagi selain ingin bisa lebih menyempurnaka

Puzzle 13 [Manja]

"Kenapa sekarang ade kelihatan manja sekali? Waktu dulu taaruf kelihatannya seperti perempuan yang begitu tegas, kuat dan tegar." Pada sebuah voice chatt pertanyaan tak diduga dari lelaki itu meluncur begitu saja. Mendengarnya, perempuan itu mengerutkan kening sebentar sebelum kemudian menjawabnya dengan perasaan aneh. "Kalau bukan sama kaka, ade mau manja sama siapa lagi?" Lelaki itu tertawa kecil. "Lagian, bukannya kami ini diajarin untuk bersikap tegas. Menjaga suara dan menjaga diri. Masa sama sembarang orang-orang manja-manja" Sambungnya lagi. Lelaki itu tak membantah. Perubahan yang terjadi bukan sebuah proses bersalin rupa seperti musang berbulu domba. Tapi itu adalah salah satu bentuk adaptasi bagaimana seorang perempuan menempatkan dirinya. Dia sendiri tak merasakan itu sebagai sebuah rekayasa, karena perasaan untuk menjadi dirinya yang sekarang di hadapan suaminya adalah sebuah perasaan yang mengalir begitu saja. Dan saat

Setara

Jalan-jalan ke annida online , dan nemu tulisan bagus. Berkesan banget, tulisannya sakti wibowo. Berikut ini cuplikannya: Apakah aku mulai menimbang-nimbang tentang keimanan? Aku tak tahu. Yang kurasakan hanyalah rasa penerimaan yang begitu mewah. Mungkin benar kata Shameer, tak ada yang lebih realistis dalam kehidupan ini selain kesetaraan. Secara naluriah, manusia membutuhkan persamaan hak, sebuah tuntutan sederhana yang telah begitu purba. Cermin yang kulihat tadi dengan nyata memproyeksikan kebersamaan dan kesetaraan. Tak ada cinta yang perlu merana. Bahkan, seorang kulit hitam leluasa untuk mencintai saudaranya yang berkulit putih. Alangkah…. selengkapnya Dulu perasaan tersisihkan dari kelas sosial yang ada pernah menghantui pikiran. Seorang lulusan SD pinggiran kota, masuk ke SMP favorit kota bandung. Disadari atau tidak, merasa berbeda adalah sebuah kenyataan yang harus dihadapi. Rata-rata anak-anak yang sekolah disitu berasal dari keluarga terpelajar dan berada. Pint

Bunda

Dulu aku pernah menulis tentang ayah disini, menjelang ulang tahunnya yang ke 49. Sekarang bukan ulang tahun bunda, tapi aku ingin menulis tentangnya disini. Tak banyak yang kuingat. Karena saat kecil ia lebih banyak sibuk dengan adik-adik, sementara aku lebih banyak diasuh ayah. Apalagi anak perempuan satu-satunya ini juga kelewat mandiri. Banyak hal yang tak dibagi dengannya, sehingga dalam hati ia seringkali bertanya-tanya tentang aku. Tapi biar sedikit, kutulis saja. Bunda di benakku, tak seperti bunda dalam banyak bayangan. Tidak anggun, tidak lembut, tidak ayu, tidak rapi, tidak... apalagi ya? Tidak seperti sosok bunda yang ada pada film, cerita, ataupun sinetron. Seingatku, ia gagah tapi perasa. Pemain volley yang sangat hebat. Bakat yang sama sekali tak kupunya. Rasanya sebelah jari ini bisa menghitung berapa kali servis volleyku masuk. Dia juga pintar memasak dan membuatku selalu berpikir, kenapa harus memasak selama ada mamah? Bahkan setelah aku menikah, setiap p

Puzzle 12 (Perkenalan kedua)

Enam hari saja bentangan jarak itu dilipat rapi... Saat keluar dari bagian imigrasi, perempuan itu dengan cepat menemukan sosok lelaki itu. Senyum di wajah keduanya mengembang, hatinya menghangat. Ia segera meraih tangan lelaki itu dan menciumnya pelan. Lelaki itu meraih kepalanya, memeluknya sebentar, sebelum menggandengnya pergi keluar bandara menuju arah stasiun. "Kaka masih sakit yaa... Terakhir chatting dan nelpon suaranya bindeng" "Dikit. Kemarin sih kaka demam. Pagi ini badan panas sekali, tulang-tulang ngilu, sakit kepala, sampai susah bangun. Hari ini tak pergi Jumatan. Alhamdulillah sorenya masih bisa cari hotel dan pergi kesini. Rupanya ketemu Ade sakitnya hilang." Perempuan itu tersenyum sambil mengerling. Segera saja, meski agak lemes, cerita perjalanan, dan sebagainya meluncur dari mulutnya. Tadinya dia sempat bertanya-tanya, seperti apakah pertemuan kedua itu jadinya. Apakah mereka akan kembali menjadi kaku seperti awal dulu apa tidak.

Enamhariplus

Jumat 10 Desember 2004 Ruang tunggu di Paris Waktu boarding masih duapuluh menitan lagi, aku tiba di ruang tunggu. Dua orang ibu berwajah timur tengah menatapku. Aku menganggukan kepala dan tersenyum. Tak lama aku duduk membaca, dua-tiga meter di hadapan mereka. Baru membaca beberapa lembar, aku segera ke toilet. Saat kembali, seorang di antara mereka mengacungkan kaleng cocacola. Sepertinya menawari. Aku menggeleng pelan, sambil mengucapkan terima kasih. Olala...ia tak faham bahasa Inggris. Hanya Prancis dan Arab saja.

Akhirnya...

Satu setengah jam berlalu mengawali jumat ini. Alhamdulillah, pekerjaan demi pekerjaan bisa diselesaikan. Baru saja rekaman siaran hari ini ditunaikan. Hari yang sangat padat dan melelahkan. Kuliah sejak pagi sampai petang, repoto, kuis, ijin sensei kelas, booking tiket, belanja, ngajar, packing, buat soal, dan persiapan siaran. Tak bisa dipercaya kalau semuanya berlalu juga. Sungguh-sungguh Allah lah sumber segala kebaikan, kekuatan, serta kemudahan urusan. Alhamdulillah... Rasa lelah yang tersisa masih diselimuti kebahagian membayangkan 28 jam lagi bentangan jarak itu bisa dilipat. Esok, eh pagi ini, pukul 6 pagi, saya harus keluar rumah. Tokyo-Paris-Casablanca akan menjadi petualangan saya kali ini. Dua benua sekaligus, bayangkan ^_^ Pamit...lima hari ke depan, insya Allah tak akan ada postingan baru disini. Smoga saat kembali nanti, banyak hikmah yang bisa dipagi. Mohon doanya, dan maaf lahir batin...

Ketakutan

Lagi-lagi bayaran untuk sebuah ketakutan tak beralasan, mahal adanya.... Asumsi-asumsi tak boleh dibiarkan membelenggu jiwa, membuatnya menjadi kerdil. Pastikan, lakukan, hadapi, dan lihatlah! Betapa banyak jalan tak terduga dibentang di depan mata... Jika buntu pun, setidaknya KAU TAHU bahwa jalan itu tak bisa diambil. Untung saja bayarannya masih berupa hitung2an uang. Bagaimana bila ia adalah hitung2an waktu keabadian??? Ampuni kelalaian saya ya Ghaffar... Smoga tak terulang lagi sampai kapanpun...

Citacita

Anak-anak seangkatan saya kalau ditanya, Kalau sudah besar mau jadi apa? Jawabanya bisa dengan mudah ditebak: insinyur atau dokter Anak-anak angkatan sekarang jawabannya apa ya? ^_^ Di Jepang, pada sebuah survey anak-anak ditanya, jawaban populer untuk anak-anak laki-laki adalah pemain sepak bola. Untuk anak perempuan saya agak lupa. Sekarang anak-anak seangkatan saya sudah pada dewasa. Sebagian jadi insinyur, dokter, akuntan, farmasis, sebagian lagi jadi pekerja di industri selepas SD, SMP, ataupun SLTA. Adapula yang punya kios di pasar. Atau seperti saya, yang masih saja sekolah. Kalau sudah begini, mau jadi apa?

Balutan

Terima kasih untuk setiap dukungannya, yang nyata maupun yang tersembunyi. Doa, tausiyah, ataupun pelukan sayang, yang hangatnya sampai ke hati di tengah dinginnya udara Tokyo musim ini. Dibaca berkali-kali, mata ini tetap saja basah penuh syukur dikaruniai saudara-saudara yang baik. Jazaakumullah khair Semestinya, meski ada yang bergejolak di hati, roda hidup tetaplah diputar. Karena 'diam' bukan kehidupan yang sebenarnya. Maka seperti luka yang menganga yang harus ditutup, kesedihan pun harus dibalut dengan rapi. Meski sakitnya masih ada di ruang kelas, di lab, di depan mic saat siaran, atau saat menyiapkan diri untuk pertemuan-pertemuan kecil. Terutama pada jenak-jenak kesendirian rasa itu tak boleh membuatmu berhenti bergerak, menabung sekeping dua keping amal untuk esok. Hanya saja, untuk nulis ternyata masih berat ya. Belum bisa beralih topik. Semoga esok, ada cerita yang bisa dibagi. Tidak-tidak...jangan tunggu esok. Akan kuceritakan tentang perjuangan

Puzzle 11 (Perpanjangan)

Tentang tangki kesabaran yang tak boleh habis, meski dikuras setiap masa... Kabar itu dibawanya dengan hati yang amat berat. Kerut-kerut di kening, mata yang sendu, semakin membuat wajah itu tampak sangat kuyu. Bentangan jarak ternyata tak bisa dilipat walau hanya untuk beberapa hari saja. Ada perpanjangan waktu sampai tiga purnama. Dua-duanya kecewa, sedih. Perempuan itu membisu, menetralkan gejolak hatinya dari keinginan untuk menyalahkan. Menahan agar kata-kata seperti [Udah ade bilang...coba kalau dulu....] tidak berhamburan lewat lisan ataupun tulisannya. Satu jam berlalu, hanya beberapa baris saja tulisan yang mengisi windows mereka. Lelaki itupun pamit, tak tahan dengan perasaannya sendiri. Kesedihannya, ditambah memikirkan kesedihan perempuan itu. Dengan sekuat tenaga, merasakan bahwa mereka berada pada posisi yang sama, perempuan itu berusaha menghibur orang yang sangat disayanginya, menenangkan hatinya. Mengikis gunungan rasa bersalah, menunjukkan bahwa tak

DalamHening

Sejak acara rutin kami diadakan, hanya sekali dua kali saja dia datang. Lalu ia menghilang. Pekerjaan dan sakit ibunya-sampai ia meninggal di kota lain-membuatnya lama tak hadir. Hingga kemarin ia tak muncul. Sampai-sampai, aku tak pernah berhasil mereka-reka seperti apakah wajah muslimah jepang yang satu ini. Saat ibunya meninggal, Juli lalu, aku sempat mengiriminya e-mail lewat kawan (dia membantu menerjemahkan) balasannya adalah ia merasa tak ingat aku, tapi ia mengucapkan terima kasih. Walah...guru yang masih payah aku ini...tak mengenali dan tak dikenali muridnya sendiri. Hiks... Kemarin, Allah mengizinkan kami bertemu. Ia hadir saat acara hampir usai. Aku memang tak mengenalinya. Tapi ketika di sekitarnya berserakan kertas, dan orang-orang di sekitarnya dan ia bergantian menulis kertas itu, puzzle di kepalaku mulai tereka. Yaa.. dia lah orang itu. Orang yang aku nanti kehadirannya. Tapi seperti biasa, dalam keramaian, aku masih saja terlalu pemalu untuk mengajaknya bicar

Teguran

Mestinya, setelah ia menegurmu, menunjukkan kesalahan dan kealpaan, kau terima dengan lapang dada. Beserta tekad untuk memperbaikinya kemudian. Tapi kenapa bayangan dan teriakan itu masih saja terngiang di indera? Apakah karena sejumput ketidakikhlasan ada menyisa pada jiwa? Percayalah...apapun bentuknya, setiap teguran itu adalah benteng yang membuatmu untuk tak tergelincir semakin dalam. Ambilah dari setiap pahit dan buruk situasi, keuntungan untuk pengembangan pribadi. Meminimalkan salah. Lagipula ebih baik jelas dan nyata dari pada tersamar, dan membuat diri penuh tanya. Resah...sirnalah dari jiwa...

SalahAdam [4]

Ada tanggapan terbaru, makasih... Pemikiran-pemikiran yang ada di sekitar kita itu yang kemudian menstimuli pandangan kita sendiri akan hal tersebut. Karena itulah dianjurkan untuk melongok kitab suci untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Kerugian mendasar saat kita memiliki persepsi yang salah adalah error yang terjadi akan lebih fatal. Dalam model sederhana RCM/PIPE proses yang terjadi pada diri manusia, setiap input dari lingkungan: Perception <=> Interpretation <=> Planing <=> Execution (mestinya sih gambarnya berupa kotak, karena ada beberapa interaksi satu sama lain) Error mungkin terjadi di setiap stepnya. Namun yang paling fatal tentunya bila kesalahan itu terjadi di posisi yang paling atas. Misalnya, saat kita merasakan bahwa adanya kita di dunia ini sebagai bencana, maka kecenderungan untuk berduka cita, malas-malasan, kecewa, dsb akan berkembang. Tindakan-tindakan kita pun menjadi aksi-aksi yang negatif. Sebaliknya, bila kita mem

Puzzle 10 [Cermin]

Disadari atau tidak, pada banyak hal, pasangan itu adalah cerminan dari kita. Pada masa dimana perempuan itu merasa begitu lemah, malas, ternyata lelaki itu pun mengalami demikian. Pun sebaliknya, dalam hal dimana ia bersemangat, ada pula semangat yang memecut lelaki itu untuk berada pada putaran amal. Ternyata bukan hanya saat dalam proses menemukannya-bahwa lelaki yang baik akan bersama wanita yang baik, dan sebaliknya lelaki pezina akan bersama wanita pezina juga-karena setelah menikah pun, ia tetap menjadi cermin kita. Jujur merefleksikan apa yang ada pada diri ini. Meskipun tentu saja, tak semua cermin datar. Cermin cekung atau cembung akan mampu memanipulasikan wajah diri yang sebenarnya. Agar pantulan cermin menjadi indah, maka perbaikilah cermin itu dan perindahlah benda aslinya...

SalahAdam [3]

Betul Faiz..saya belum tahu masalah penciptaan. Ini hanya masalah adanya manusia di dunia, karena sebagian orang masih berpikir bahwa manusia ada di dunia ini karena salah Adam. Tentang jawaban atas pertanyaan malaikat, jawaban yang saya temukan hanya kalimat "Innii a'lamu maalaa ta'lamuuna (sesungguhnya Aku Mengetahui apa yang tidak kamu ketahui" Ya, Allah saja yang Maha Mengetahui. Tapi dengan diciptakan manusia ini, setidaknya kita bisa bersyukur. Dikaruniai kesempatan untuk hidup, menjadi ADA. Bisa jadi kita sama sekali TAK ADA. Dulu saat kecil saya sering berpikir, bagaimana seandainya saya tak diciptakan, ibu tak melahirkan saya, lalu dunia tak ada, dsb. Sampai rasanya sesak.... Tapi bila kita tak ada, maka perasaan-perasaan itupun tak akan ada yaa... Ohya, kemarin saya tak berikan contoh ayat penjelasannya. Boleh dibuka surat al baqarah (2) ayat 26-39.

SalahAdam [2]

Makasih komentarnya, buat dua dara pinter dan shalihat dari singapura ^_^ Tak ada yang menyebabkan kita ada dunia, melainkan karena kehendakNya. Sejak awal manusia diciptakan memang untuk menjadi khalifah di bumi. Sumber yang paling bisa dipercaya tentang ini adalah kitab suci. Bisa dilihat-lihat ayat-ayat pada Al Quran yang berkali-kali menerangkan tentang ini. Rupa-rupanya, hal tentang ini memang cukup ditekankan. Hikmah dari pelajaran yang diperankan malaikat, dua manusia pertama, dan juga tentu saja iblis si penggoda, benar-benar harus amat kita cermati rupanya...

SalahAdam [1]

Rekans, saya ingin tahu, apakah engkau mempercayai bahwa kita-manusia, ada di dunia ini adalah karena kesalahan Adam-manusia pertama? Atau barangkali karena Hawa? Sehingga ada di antara kita yang berpikir-pikir...jika saja mereka tak bersalah, maka kita tak kan ada disini. Kita akan terus bersenang-senang di taman yang indah itu...

MenikahiMujahid

Judulnya agak serem ga yaa? Gak biasa-biasanya sih... Tapi kali ini aku ingin menuliskan tentang itu disini. Spesial buat adik-adik kelas, yang pada masa ini sedang menapaki fase baru. Setelah bertahun-tahun dibina serta membina diri dan sekitarnya di bangku sekolah, mereka akan melewati fase baru. Berbaur dengan masyarakat, dan juga menikah. Ya, fase baru itu akan dihadapi oleh adik-adik yang aku selalu merasa ingin melindungi mereka, menjagai mereka meski kedua kaki ini masih teramat lemah bahkan untuk berpijak sendiri... Maafkan...bila hanya sepotong nasihat ini saja yang bisa ditulis. Inipun bukan karena sudah sempurna diri, tapi karena nasihat ini pun harus selalu dikatakan pada jiwa... --- Setahun disini, satu persatu, pernikahan demi pernikahan tak kusaksikan. Rekan-rekan beragam usia, dari kakak kelas, rekan sebaya, sampai adik kelas. Disini aku hanya bisa merenung, mengheningkan cipta, kala saat-saat istimewa itu terjadi. Berharap taufik, hidayah dan berkah dariNya

TentangMaaf

Sudah lama pengen nulis tentang ini, nanggepin tulisannya Dilla. Mau masukin di comments, berasa panjang banget, jadinya nulis disini. Udah gitu...karena lama terpendam, ada inspirasi baru deh. --- Tentang Maaf Perempuan itu sedang berpikir-pikir...kepada siapakah akhir-akhir ini paling banyak minta maaf dan dimintai maaf? Selama selang berapa waktu sekali, ia menghubungkan HPnya dengan HP lelaki di belahan bumi lain. Pada jam tertentu, hubungan itu adalah untuk ajakan untuk memenuhi undangan perjamuan denganNya, kali lain adalah hanya sekedar pernyataan 'i m thinking `bout u deeply' . Yang juga tak kalah sering adalah adanya permintaan khasnya, "Kaka chatting yuuu..." atau "Boleh chatting sekarang?" Di ujung sana, komentar yang datang beragam, "Tunggu 15 menit lagi yaa", "Ade, ini dah mau tidur" atau "Malam aja yaa..." Nyatanya meski kepayahan, karena harus pergi ke warnet, lelaki itu senantiasa b

Puzzle 9 [Menimbang Rasa]

Menjadi seorang istri itu ternyata adalah salah satu episode yang sangat menakjubkan. Serupa mengembara pada hutan liar yang belum terjamah. Meski bekalan-bekalan telah banyak diupayakan, tetap saja banyak kejutan di perjalanan. Salah satu yang mencengangkan adalah mengenali emosi diri. Perempuan itu merasa cukup yakin bahwa selama ini, akalnya telah bekerja dengan cukup baik, nyaris sama baiknya dengan perasaannya. Meskipun dia sangat perasa, tapi akalnya bisa diandalkan untuk mengendalikannya agar tak sampai merusak suasana. Selama ini kawan-kawannya menganggapnya bukan perempuan biasa, karena hal itu. Betapa pada banyak hal dimana perempuan seringkali terjebak dan jatuh tersungkur, dia bisa meloloskan diri. Setidaknya meski sambil lecet-lecet, ia tak sampai babak belur. Tapi menjadi istri, seperti menambah bobot emosi yang seringkali tak ia kenali. Dia masih memerlukan waktu yang sangat panjang untuk bisa mengendalikannya. Sedih, gembira, resah, rindu, kesal, terharu, b

Harini

Cinta, apa duka masih bersemayam di hati? Aku ingin menghiburmu dengan cerita tentang Rei. Duduk manis dan baca yaa... Sejak malam-malam yang lalu, ada yang meresahkan Rei. Kepalanya sering sakit tiba-tiba, dan akhir-akhir ini sering muncul, membuat tubuhnya sama sekali tak nyaman. Ia sempat merasa khawatir itu adalah gejala penyakit berat yang dideritanya. Efek baiknya adalah ia lebih sadar bahwa kematian amat dekat dengannya. Namun disisi lain semangat hidupnya menjadi menipis. Setelah menenangkan diri dengan kitab suci, dia berhasil menepis sedikit kekhawatiran dengan pergi ke dapur, membuat gulai. Berharap dengan menyibukkan di sana, berkarya, berbincang dengan kawan, dan ditutup 'makan enak' akan membuat segalanya normal. Esok harinya, sakit itu masih menggayuti kepalanya. Ia memaksa dirinya untuk tetap pergi ke sekolah, duduk selama dua jam setengah mendengarkan presentasi-presentasi evaluasi papers dalam bahasa Jepang. Kawan dekat disampinya ikut resah. Bai

About Me & Tokyo [4]

LEBARAN Buatku, lebaran memang tak seberkesan Ramadhan. Entah sejak kapan mulainya, kesedihan ditinggalkan Ramadhan lebih kuat di hati, daripada gembiranya hari Raya. Masa anak-anak saja yang rasanya lebih berkesan. Terutama karena pada hari raya itu bisa mendapat baju baru (rasa-rasanya hanya saat lebaran saja kami membeli baju :D) dan kaya mendadak karena mendapat angpau dari orang-orang dewasa. Ups...jangan-jangan karena ga dapat angpau lagi, lebarannya kurang berkesan, hihi... Yang membuat hari ini tetap istimewa adalah silaturahim yang kemudian terjalin. Di Ina dulu aku jadi suka main-main ke rumah kawan-kawan. Hampir semua kawan dekatku dikunjungi. Pun beberapa saudara jauh yang memang hanya bisa ketemu setahun sekali. Senangnya bertemu mereka, bermain-main, bertukar kabar, dsb. Sampai Ahad yang lalu, baru kurasakan dua lebaran di kota ini. Dua dari tiga lebaran, yang mungkin kurasakan pada rentang waktu sekolah kali ini. Lebaran tahun lalu, 1424 H, jatuh pada hari s

Maaf

Ied Mubarak Mohon maafkan kesalahan saya, lahir dan batin, disengaja atau pun tidak, terasakan ata pun tidak Semoga Allah SWT mengampuni kita semua, dan menerima amal ibadah kita semua Aamiin...

Doanya

Sepotong doa diajarkan yang tercinta di antara e-mail idul fitri yang kuterima menjelang tengah malam. Katanya: Ada sebuah doa yang ma'tsur dari Rasulullah SAW, yang disebutkan oleh beliau bisa menghilangkan perasaan sedih. "Ya Allah, aku adalah hambaMu, anak hambaMu, ubun ubunku berada dalam genggamamMu, keputusanmu terhadapku pasti terjadi, ketentuanMu untukku adalah suatu yang adil,Aku memohon kepadaMu dngan segala namaMu, yang Enkau namakan diriMu dengannya, atau Engkau menurunkannya dalam kitabMu, atau Engkau mengajrkannya kepada salah seorang hambaMu, atau yang Enkau sendiri mengetahuinya, supaya Engkau menjadikan Alquran sebagai musim semi hatiku, cahaya di dadaku, penghapus segala kesedihanku, dan penghilang rasa cemas dan keluh kesah." H.R.Ahmad. Jazaakallah khair ** [tulisan arabnya masih belum bisa ditampilkan disini, masih ga tau gimana caranya, hiks...]

Pamit2

Senja sabtu ini tiba, aku tersenyum, bercengkrama, dengan akhwat fillah yang menemaniku buka hari ini Tapi saat ku duduk usai sholat, saat tangan ini menghitung bilangan tasbih, tahmid dan takbir baru kusadari, apa arti senja kali ini Ia benar-benar pergi kurasakan, bayangannya hampir menghilang di sudut mata Ya Rabbana... pemilik ia yang pergi mohon pertemukan kami dengannya lagi tahun depan dan semoga engkau mengampuni kami, mengampuni dosa dan kesalahan di pertemuan kali ini, menerima amal shalih kami semua, menjadikan kami pemimpin hamba-hamba yang shalih dan semoga kami menjadi orang yang bertaqwa aamiin...

Kemana2 [PesanBisu]

PESAN BISU Beberapa kabar kematian menyentakkanku akhir-akhir ini. Sedikitnya ada dua kabar yang cukup beruntun. Aku sama sekali tak mengenal mereka, almarhum/almarhumah, namun mereka ini kawan-kawannya kawanku, sehingga perasaanku pun ikut terlibat saat mendengarkan kisahnya. Yang pertama, terjadi di Indonesia, kecelakaan seorang ayah dan anak yang merenggut nyawa keduanya. Anak ini adalah adik kelas di ITB, yang dikenal sebagai anak yang baik dan pejuang. Ia pulang kampung dari Bandung, ternyata pulang kampung menemuiNya. Yang kedua terjadi di Jepang ini. Seorang ibu yang ditemukan di kamarnya dalam keadaan biru dan kaku. Hasil otopsi mengatakan ia meninggal dua-tiga hari sebelumnya, karena pecahnya pembuluh darah di otak. Keluhan awalnya adalah sakit kepala! Tiga hari itu lah, kawan-kawannya tak bisa mengontaknya dan keluarganya-suami dan tiga anaknya di Indonesia-kehilangan teleponnya, karena ia biasa menelepon setiap hari ke rumah. Wahai jiwa, masihkan kau tak percaya,

Pamit

Dia akan pergi... Dengan mata kaca, aku memegangnya kuat-kuat, menahannya agar tak tinggalkanku Dia hanya memandangku dalam diam Tinggallah lebih lama, sedikit saja...sebentar saja... aku masih tak puas bersamamu Dia tetap diam mengisyaratkan segala rayuan dan rengekan takkan bisa menghentikannya pelan-pelan melepaskan pegangan Kaca di mata, perlahan pecah aku menatapnya pilu, tanganku pun menjadi lemah Potongan film tentang kebersamaan kami selama satu purnama, berputar ulang pada bayangan air mata Sesal itu selalu saja menyelusup pada akhir tentang kenangan yang tak selalu manis bahkan kadang memalukan Kalau memang harus pergi, datanglah kembali tahun depan kumohon...temui aku... 12 purnama dari sekarang

Kemana

Kemanakah saya, karena tak ada postingan baru selama tiga hari ini? Saya menyepi, mencari arti diri. Mencoba bersih-bersih diri. Meski sekian banyak air dan sabun tak dapat menghilangkan nodanya. Hanya kasih sayang, rahmat, dan ampunanNya saja, yang bisa melenyapkan noda dari jiwa. Ada beberapa kejadian dan cerita yang saya temukan beberapa hari ini. Akan saya ceritakan satu satu... --- LENGKET Baru saja aku selesai menggosok gigi dan mencuci muka di wastafel toilet di sebuah masjid di tengah kota Tokyo. Seremoni pertama, episode satu mabitku malam ini. Namanya mabit, bukan itikaf. Aku hanya mampu beritikaf di hari pertama saja, karena di malam kedua, ada deadline yang menghadang, sebelum kemudian di malam ketiga, si bulan datang berkunjung. Maka malam dihidupkan dengan `cara yang tidak wajar` Seorang bunda dengan dua anak, masuk ke toilet. Kakaknya, anak peremupuan tiga tahunan, mengeluh ingin buang air kecil. Tentu harus ditemani bunda. Bunda pergi mengantar kakak, s

Hilang

Sulit dipercaya, bahwa rasa gembira bisa hilang dari jiwa. Aku jadi teringat film Harry Potter yang dilihat bersama adikku sewaktu aku pulang ke Bandung bulan Agustus lalu. Nonton film bersama lewat VCD di rumah adalah salah satu rekreasi yang kadang-kadang kami lakukan. Biasanya dipilih film keluarga, yang disewa dengan cara patungan. Salah satu adegan yang aku ingat adalah saat ada mahluk-mahluk yang menyedot rasa gembira, sehingga orang-orang yang kehilangan itu merasa sedih, putus asa, dsb. Entah kenapa, akhir-akhir ini aku merasa demikian. Optimisme, semangat, kegembiraan yang kata orang adalah ciri khasku rasanya bersembunyi entah dimana. Aku kehilangan rasa gembira, terutama saat pagi dan malam hari, dan pada saat aku sendirian. Tiba-tiba saja rasa sedih menyeruak: putus asa, merasa diri tak berdaya, bodoh, sendirian, tak berguna, dsb. Bertubi-tubi. Hanya pada saat menyibukkan diri dengan aktivitas lain, atau berinteraksi dengan orang lain perasaan itu hilang. Maka

Lari

Sejak masalah berkenalan denganku, membuat babak belur diri ini keinginan dan peluang untuk lari membetot-betotku berusaha menarikku untuk keluar dari pusaran namun selalu saja ada yang memdekapku menguatkan pijakanku dengan bisikan-bisikan dan keajaiban-keajaiban hingga hari ini aku bisa berdiri disini dan kalau sekarang pun aku masih sering ingin lari tolong jangan hentikan bisikan itu menggenggam erat tanganku tentang beban, yang tak pernah melebihi kadar tentang sabar dan sholat, yang menjadi penolong [dan ini sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu] tentang kerinduan untuk beristirahat yang mestinya tak boleh mengalahi kerinduan pada syurgaNya Allaahumma innii a'uudzubika minalhammi walhazan wa a'udzubika minal ajzi walkasal wa a'udzubika minal jubni walbukhl wa a'udzubika min ghalabatiddayni wa qahrirrijaal aamiin...

Asaltu

Asal itu katanya adalah Kampung asal, kampung sejati adalah kampung akhirat hingga di dunia yang singkat ini hidup mestinya jauh melampaui batas umur menempatkan al quran pada asalnya, sebagai sumber petunjuk bagi jiwa. dibaca khatam tak lebih dari 40 hari, dihapal sesuai kemampuan dipahami semua terjemahannyadan tafsirnya lebih rinci sembari mengajak jiwa dan raga ini mentaati setiap rinci kehendakNya kembali pada asal hadist sebagai sumber petunjuk kedua bagi hidup dihapal minimal 42 hadist, bila tak mampu minimal diketahui pokok2nya juga kitab riyadushshalihin memulangkan harta pada asal, bahwa harta milik bukan yang disimpan, tapi yang dibelanjakan di jalan Allah harta milik itu hanya titipan, yang harus dicermati dari mana asal, dan kemana mengalir mengembalikan malam pada asal bahwa mestinya, bersujud dan bertasbih memiliki bilangan detik yang jauh lebih banyak dari tidur dan itulah hakikat asalnya istirahat :menyerap kekuatan pada sang empun

Tanya

Membingungkanmu sama sekali bukan maksudnya, ada kalanya pola hubungan manusia bersalin rupa tanpa bisa dicegah tak ada yang salah kecuali karena ia melibatkanmu, tanpa sengaja Bukan inginnya menjeratmu dalam tanda tanya, membekap dalam ketidaknyamanan karena dua orang yang saling tidak berkata-kata Tapi sungguh, mereka sama sekali tak pernah saling membenci karena yang satu adalah salah satu saudara yang terbaik bagi yang lain selalu, dan semoga selamanya demikian adanya nyatanya ketidaknyamanan itu bukan hanya milikmu karena setidaknya, sahabatmu itupun memendam kesedihan yang meski tak sama besar, terasakan beratnya biarkan fase ini berlalu, jemputlah hari sampai tiba masanya semua akan kembali bukan tak jadi saudara, tak berbagi semua rahasia tapi ada masa, saat saudara dibutuhkan hanya untuk menggenggam tangan, mengalirkan kekuatan dan dukungan kita, akan senantiasa bersaudara karenaNya --untuk ukhti di satu daratan sana, tanpa penjelasa

UntukCintaNya

Kau merindukan seseorang, kemudian tak disangka Allah mengirimkannya kepadamu. Seperti apakah rasanya? Jangan dulu mengulum senyum, karena begitu banyaknya catatan tentang kerinduan pada halaman ini ^_^ Aku sedang bercerita tentang seorang hafidz Quran, yang selama bertahun-tahun, seringkali kudengarkan suaranya. Aku tak pernah sungguh-sungguh bertemu dengannya, karena adanya bilangan manusia yang menjadi antara. Suaranya saja, yang dari menjelang malam hingga fajar berpamitan, menemani malam-malam terakhir di bulan Ramadhan. Hanya jeda satu dua jam saja suara itu tak ada, kala kami ada di pulau impian. Tahun kemarin, rindu itu aku simpan diam-diam. Beserta kenangan akan jamaah yang seperti lautan pada masjid di salah satu sudut Bandung. Meski karuniaNya pula, yang mengantarkan aku ke suasana lain di mesjid dengan aneka etnis adalah sama istimewanya. Mengenalkanku pada kehangatan persaudaraan dengan muslimah turki, jepang, pakistan, di saat pertama kali. Subhanallah...

Bantuan

Untuk semua cinta dan bantuanMu yang begitu bertubi-tubi kuterima hari ini: terima kasih ya Rahman... Sungguh, aku berlindung kepadaMu dari kelalaian, kemalasan, dan kemunafikan smoga amanah yang ada akan memulyakan, bukan mencelakakan hamba Alhamdulillahi Rabb al alamin ya Rabbi lakal hamd kama yanbaghiliwajhika wa azimi sulthonik...

Puzzle 8 (madu sepanjang musim)

Nikmatilah masa-masa awal menikah, supaya bisa dikenang saat nanti anak-anak mulai hadir dan tumbuh di tengah-tengah kita... Demikianlah salah satu nasihat yang seringkali didengar perempuan yang baru menikah belum genap tiga purnama itu. Saat ia bercerita tentang bagaimana pengalaman barunya menikah. Mata yang berbinar-binar serta pipi yang bersemu merah seringkali menjadi bahan godaan bagi mba-mbanya yang memiliki jam terbang yang cukup tinggi dalam berumah tangga. Ceritanya itupun kadang mengingatkan lagi senior-seniornya. Mereka pun bisa mengenang banyak hal dari cerita-cerita pasangan muda. Namun tak sedikit pula ada komentar yang mengingatkan perempuan itu untuk bersiap siaga menghadapi fase lain dalam pernikahannya. Iya, kalau awal-awal semuanya serba baik...nanti tuh...mmmm Ada yang bilang enaknya menikah itu hanya saat bulan madu, saat bandwith toleransi sedemikan besar. Kekurangan-kekurangan tertutupi karena kacamata cinta yang digunakan. Semua bisa dimaklumi. S

Malu

Sebuah windows YM terbuka saat aku baru saja duduk dan menarik nafas. Sepotong jeruk di tangan untuk buka awalan. Tadi waktu maghrib tiba saat aku masih di jalan. Sehingga sekotak susu kemasan menjadi ta`jil ku hari ini. setelah menyapa dan bertukar kabar... xx (5:55:38 PM): teh, ada kabar gembira nih xx (5:55:48 PM): surat ali imron dah tamat skrg xx (5:55:51 PM): alhamdulillah.... xx (5:57:10 PM): doakan selalu ya teh, agar daku senantiasa istiqomah ...... ... Aku tergugu, antara haru dan malu. Malu kepada kawan yang sudah kuaanggap seperti adikku itu dan juga malu kepadaNya. Banyak waktu yang tersia selama ini. Makasih dik... Ya Rabb...bantu aku untuk lebih dekat lagi dengan ayat-ayatMu...

Gempa

Setelah tanah ini diguncang taifu yang cukup membuat resah, gempa pun membawa kunjungan yang mengejutkan. Kematian beberapa orang, patahan, dan tergulingnya sebuah shinkansen, membawa pesan singkat: Sesungguhnya setiap yang berjiwa itu pasti mati, dan kematian itu mengintaimu setiap saat --- maafkan saya...

About Me & Tokyo [3]

MAKANAN Salah satu persoalan yang lumayan berat yang dihadapi disini adalah makanan, karena sedikitnya makanan yang bisa dimakan. Pertama adalah karena daging sembelihannya tak bisa dimakan, sehingga bila ingin makan daging kita harus beli di toko khusus yang menjual daging halal. Kedua adalah karena masakan disini hampir semuanya menggunakan sake dan mirin sebagai bumbu masakan, pemberi citarasa. Ketiga belum ada MUI yang memeriksa kehalalan suatu produk sehingga kita harus mengenali sendiri kandungan bahan makanan, sesuai dengan yang tertera pada kemasan. Selain berbicara tentang makanan segar, ini juga tentu berlaku untuk turunannya, misalnya keripik rasa daging, mie instan (yang ini sering ada daging babi atau ekstraknya malah), dsb. Di awal kedatangan, kebingungan yang terjadi adalah karena saya buta kanji, saya hanya berani membeli produk kemasan yang sudah direkomendasikan. Begitupun ketika makan di kantin, pilihannya sangat terbatas, menunggu dari orang yang

Kawan

Seperti apa Ramadhanku di Tokyo tahun ini? Alhamdulillah... Ada kawan, satu dua, yang menemaniku ruku dan sujud di malam-malam Ramadan. Sahur bersama agar tak kesepian. Di saat tempat sholat tarawih terdekat jaraknya 45 menit naik bis dan kereta. Alhamdulillah... Di radio-internet , berkumandang ceramah, tayangan sholat dan ceramah di waktu malam, pagi dan kadang sore. Mengalirkan kesejukan di hati, mengingatkan banyak hal. Alhamdulillah... Meski dalam keterbatasan, banyak hal masih memungkinkan dilakukan. Daurah Al Quran, ceramah rutin maupun tarawih, jalasah ruhiyah, buka puasa bersama, sampai itikaf. Itikaf beragam bangsa, dengan imam sholat dan penceramah berbahasa arab. --- Tiba-tiba saja ingatanku melayang ke balkon sebuah mesjid di pusat kota bandung. Kami pernah menghabiskan sehari-semalan disana, beritikaf. Itikaf spesial, karena targetnya separuh AQ akan diselesaikan. Banyak tausiyah yang mengalir, seiring dengan semakin mengenalnya satu sama lain, meski wakt

Mencintai

Terkadang, mencintai itu berarti membiarkan sebagian jiwa pergi bersamanya mencintai karena Allah itu serupa memberi atmosfir pelindung agar jiwa separuh itu tak babak belur kala terbentur-bentur --- kalau ikhlash tapi tetap sedih, bolehkah?

JagaDiri

Seperti apakah menjaga diri ala Rasulullah SAW? Dari Abu Dzarr Jundub bin Junadah dan Abu 'Abdurrrahman Mu'adz bin Jabal r.a. dari Rasulullah saw beliau bersabda : "Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada. Ikutilah perbuatan jahat itu dengan perbuatan baik niscaya perbuatan baik itu akan menghapusnya. Dan bergaullah kamu dengan sesama manusia dengan budi pekerti yang baik." (HR. Turmudzy). Dari Abu Ya'la Syaddad bin Aus r.a. dari Nabi SAW beliau bersabda : "Orang cerdik yaitu orang yang selalu menjaga dirinya dan beramal untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang kerdil yaitu orang yang hanya menuruti hawa nafsunya tetapi ia berangan-angan dengan berbagai anganan kepada Allah." (HR. Turmudzy). Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda : "Termasuk kesempurnaan Islam seseorang yaitu ia meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya." (HR. Turmidzy). Dari Ibnu 'Abbas r.a. berkata

Celaka

... Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu ALLAH dan dimuliakan oleh-NYA. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada ALLAH Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar ALLAH membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya. Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan ALLAH di bulan yang agung ini. ... teks lengkap ada di tamu

Malas

"Bagi setiap nikmat ada kunci pembukanya, dan ada kunci yang akan penutupnya. Kunci pembukanya adalah sabar, dan kunci penutupnya adalah malas" - Ali bin Abi Thalib - Malas adalah tema yang akhir-akhir ini menggayut di kepala ini. Betapa sulitnya mengusir malas dari jiwa, seolah ia sudah mendarah daging. Astaghfirullah...

Datang

dug dug bedug maghrib tamu itu datang... ia datang! ngngng... kamarku? rumahku? masih berdebu, berantakan hatiku? --- [bergegaslah! marhaban ya ramadhan... smoga rahmat dan maghfirahNya bisa kami raih, serta terbebas dari api neraka..]

Puzzle 7 [Akhir]

Suatu hari kau bertengkar dengan seseorang lalu kalian berpisah dengan hati yang sama-sama atau salah satu belum enak. Apa yang kau bayangkan bila ternyata itu adalah pembicaraan terakhir, karena salah satu dipanggilNya pulang lebih dulu? Penyesalan. Penyesalan yang tak bisa ditebus dengan apapun jua. Meski mampu menangis darah, kita tak kan pernah sanggup memutar ulang waktu yang pernah terlintas. Maka meski sesak didadamu demikian besar, tuntaskanlah sebelum berpisah. Sehingga salam perpisahan bisa diucapkan dengan lega dan ikhlas. Atau tuntaskanlah di ujung hari, lepaskan bebanmu sebelum tidur. Hingga jika nyawamu yang pergi saat kau tidur itu tak kembali, kau tak kan menyesal karena tak sempat meminta maaf. --- mengenang insiden pagi sekali lagi maaf...assalamu alaikum warahmatullahi wa barakatuh smoga doa kali ini sampai ke langit: semoga keselamatan, rahmat dan berkah Allah SWT terlimpah kepadamu, selalu, selamanya

Egois

Kata orang dakwah itu mestinya dengan cinta, karena kepedulian kepada sesama. Bila kita melakukannya dengan egois, karena kepentingan diri sendiri, bisakah?

Masak

"It looks tasty, but ginger is not suit with onion" Seorang kawan asal vietnam mengomentari masakanku malam ini. Tanpa merasakan, hanya menatap dan mencium aromanya. Aku hanya manggut-manggut sambil menikmati sesuap demi sesuap beserta aroma jahe yang menyegarkan penciumanku. Benar juga...persaingan jahe dan bawang dalam aroma dan rasa sepertinya kurang sehat. Meskipun begitu, di lidahku rasanya tetap baik-baik saja, dan aku menghabiskan jatah makan malamku dengan sepenuh hati. Eksperimenku di dapur kali ini adalah soup ayam jahe. Karena hanya untuk konsumsi diri sendiri, aku mencampur-campur stok bahan makanan yang ada sesukaku saja, tanpa resep. Bila harus memasak kala tamu datang, atau untuk suatu acara khusus, dimana dengan aku diharuskan memasak, barulah aku tanya mbah google , hingga eksperimenku punya guidance yang lebih tepat. Baru setahun ini, sejak aku pertama kali menginjakkan kaki di Tokyo aku lebih berani bereksperimen dan mulai meyakini feeling sebag

Bekerja

Untuk Apa Kita Bekerja? Kau bekerja, supaya langkahmu seiring irama bumi, serta perjalanan roh jagad ini. Berpangku tangan menjadikanmu orang asing bagi musim, serta keluar dari barisan kehidupan sendiri, yang menderap perkasa, megah dalam ketaatannya menuju keabadian masa. Bila bekerja, engkau ibarat sepucuk seruling, Lewat jantungnya bisikan sang waktu menjelma lagu Siapa mau jadi ilalang dungu dan bisu pabila semesta raya melagukan gita bersama? Selama ini kaudengar orang berkata bahwa kerja adalah kutukan, dan susah payah merupakan nasib, takdir suratan. Tetapi aku berkata kepadamu bahwa bila kau bekerja, Engkau memenuhi sebagian cita-cita bumi yang tertinggi, Yang tersurat untukmu, ketika cita-cita itu terjelma Dengan selalu menyibukkan diri dalam bekerja, hakekatnya engkau mencintai kehidupan Mencintai kehidupan dengan bekerja. Adalah menyelami rahasia kehidupan yang paling dalam. [Kahlil Gibran, Sang Nabi] "Dan bekerjalah kamu, niscaya Alla

DuaEnam

Hari ini seorang perempuan menutup usia 25nya. Jarang sekali dia melewati pergantian hari kelahiran dengan mata yang membuka seperti hari ini. Barakallah ukhti... Apa yang ia punya hari ini? Keimanan yang dianugerahkan Tuhannya, meski masih tipis, adalah nikmat terbaik yang ia punya, yang tak pernah ingin ditukarnya dengan apapun jua. Smoga Sang Pemberi usia senantiasa mengkaruniakan nikmat iman dan islam dalam hatinya yang bertambah kuat dan dalam seiring dengan bertambahnya waktu. Kesempatan dan kemampuan untuk berjuang bagi diennya sampai nafasnya terhenti. Cinta yang dianugerahkan Rabbnya, yang dititipkan pada banyak mahlukNya. Setiap hari, bidadari-bidadari penolong penuh cinta dikirimNya untuk membantu menuntaskan berbagai urusan, berbagi cinta, bahu membahu dalam berkhidmat kepadaNya. Rasanya dua hal itu cukup membuat sayapnya menguat untuk terbang ke langit biru, memberi arti pada kehidupannya. Dulu ia punya banyak mimpi, yang dicatatnya dalam buku yang hampir